TajukNasional Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu dari Gaza, Palestina, ke Indonesia. Ia menekankan bahwa langkah ini bersifat sementara dan merupakan bentuk nyata solidaritas kemanusiaan Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat agresi Israel.
“Setelah Israel kembali melanggar gencatan senjata secara sepihak dan membombardir tenda-tenda pengungsian, petugas kemanusiaan, dan jurnalis, situasi di Gaza semakin mengerikan. Evakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu harus segera dilakukan,” ujar Sukamta dalam keterangannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (9/4/2025).
Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyoroti besarnya jumlah korban yang membutuhkan bantuan medis dan perlindungan, dengan lebih dari 120 ribu korban luka dan 38 ribu anak-anak yatim. Menurutnya, beban kemanusiaan ini tidak bisa ditanggung oleh Palestina sendiri, dan memerlukan bantuan dari komunitas internasional.
“Ini bukan hanya tanggung jawab Indonesia, tetapi juga dunia internasional. Negara-negara lain perlu ikut turun tangan agar penderitaan rakyat Gaza bisa diringankan,” tegasnya.
Sukamta membedakan dengan tegas rencana Indonesia dari gagasan kontroversial mantan Presiden AS Donald Trump yang pernah mengusulkan relokasi warga Gaza. Ia menegaskan, evakuasi yang diinisiasi Presiden Prabowo bertujuan murni kemanusiaan dan bersifat sementara, hanya untuk penyembuhan luka fisik dan trauma psikologis.
“Seperti disampaikan Presiden Prabowo, jika situasi Gaza membaik, para korban akan dikembalikan ke tanah air mereka. Ini bukan relokasi, tetapi misi kemanusiaan,” ujarnya.
Sukamta juga berharap kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke sejumlah negara di Timur Tengah seperti Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, dan Yordania pada 9–15 April dapat menghasilkan solusi konkret untuk menghentikan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina.
“Semoga dari kunjungan ini ada langkah nyata yang bisa mendorong penghentian genosida dan membuka akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya,” pungkas Sukamta.