Kamis, 1 Mei, 2025

Soroti Ketergantungan Ekspor ke AS, Komisi VI DPR: Perkuat Ketahanan Dagang Nasional

TajukNasional Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, menyoroti keputusan sepihak Amerika Serikat yang menaikkan tarif hingga 32 persen terhadap sejumlah produk Indonesia. Ia menilai langkah tersebut menjadi peringatan serius atas rapuhnya ketahanan ekonomi nasional terhadap tekanan eksternal.

“Kasus ini harus menjadi wake-up call bagi kita semua. Ketika pasar kita terlalu bergantung pada satu negara besar seperti Amerika, tekanan seperti ini menjadi sangat berisiko bagi keberlanjutan ekspor nasional,” ujar Eko dalam keterangan tertulis, Selasa (8/4/2025).

Menurut Eko, alasan yang dikemukakan AS—yakni ketidakseimbangan akses pasar dan hambatan non-tarif dari pihak Indonesia—mengungkap kelemahan dalam struktur ekspor nasional yang masih terlalu tergantung pada pasar tunggal. Ketergantungan ini, jelasnya, membuka peluang bagi negara lain untuk menjadikan perdagangan sebagai alat tekanan politik dan ekonomi.

“Ini bukan pertama kalinya kita ditekan lewat kebijakan sepihak. Kita harus jadikan ini momentum untuk serius membangun kemandirian dagang,” tambah politisi Fraksi PAN tersebut.

Eko mengapresiasi langkah pemerintah yang memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk merespons kebijakan AS. Namun, ia mengingatkan bahwa pendekatan jangka panjang harus difokuskan pada penguatan industri dalam negeri serta ekspansi ke pasar non-tradisional seperti Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.

“Ketahanan ekonomi tidak dibangun dalam sehari. Tapi jika kita terus mengandalkan pola ekspor yang sama ke pasar yang sama, posisi kita akan selalu rentan,” tegasnya.

Ia menambahkan, Komisi VI DPR RI akan terus mendorong pemerintah mengarahkan kebijakan perdagangan luar negeri kepada strategi jangka panjang yang inklusif dan adaptif terhadap dinamika global. Selain merespons kebijakan AS, upaya pembenahan sistem perdagangan nasional harus dilakukan secara menyeluruh agar lebih berdaulat dan tahan terhadap gejolak internasional.

“Tugas kita bukan hanya merespons, tetapi membangun sistem ekonomi yang berdaulat dan berdaya tahan tinggi,” pungkasnya.

 

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini