TAJUKNASIONAL – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya melakukan pertemuan dengan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi di kantor Kemenkop, pada Rabu, 16 April 2025.
Keduanya membahas potensi kolaborasi lintas kementerian dalam rangka menciptakan lapangan kerja berkualitas melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis koperasi.
“Kami ingin mengakselerasi peran ekonomi kreatif sebagai new engine of growth dan memastikan sektor ini tidak tertinggal. Bappenas menetapkan target untuk menciptakan 27 juta lapangan kerja ekraf dan dibutuhkan kolaborasi untuk bisa mencapainya,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Ia juga menjelaskan bahwa kunjungannya ke Kemenkop sejalan dengan program prioritas nasional melalui ASTA EKRAF—delapan pilar strategis dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah inisiatif kerja sama dibahas, antara lain pembentukan koperasi subsektor ekonomi kreatif, fasilitasi pembiayaan melalui skema Dana Bergulir LPDB, pengembangan ruang kreatif berbasis koperasi, hingga pelatihan dan pendampingan usaha. Materi pelatihan meliputi manajemen, pemasaran digital, legalitas usaha (NIB, sertifikasi halal, hingga HKI), serta penyusunan proposal bisnis.
Menteri Teuku Riefky menekankan pentingnya koperasi sebagai agregator pembiayaan yang dapat memperluas akses pelaku ekonomi kreatif terhadap dana bergulir. Dari sisi promosi, ia berharap kolaborasi ini dapat membuka ruang lebih besar bagi pelaku ekraf dalam mengikuti pameran berskala nasional dan internasional serta memperkuat eksistensi di marketplace digital.
Menanggapi hal itu, Menkop Budi Arie menyambut baik inisiatif kolaboratif tersebut. Ia menyebutkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 130 ribu koperasi di seluruh Indonesia, termasuk yang bergerak di sektor-sektor yang bersinggungan langsung dengan subsektor ekraf seperti fesyen, kriya, film, makanan, dan musik.
“Setiap produk pasti melibatkan banyak orang, dan koperasi hadir untuk menyatukan kekuatan itu. Kami melihat koperasi sebagai bentuk kerja sama yang kuat,” ujar Budi Arie.
Ia juga mengungkapkan rencana pengembangan skema koperasi perfilman sebagai bagian dari upaya mendukung industri film nasional. Pemerintah, lanjutnya, juga mendorong pengembangan desa kreatif berbasis koperasi, sebagai pusat produksi dan distribusi terpadu, lengkap dengan penyediaan infrastruktur pendukung.
Pertemuan ini menandai langkah strategis lintas kementerian dalam mendukung visi besar pemerintah untuk menjadikan ekonomi kreatif dan koperasi sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja nasional. (ril/iat)