TajukNasional Presiden RI Prabowo Subianto resmi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) untuk membentuk badan khusus yang menangani proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti pada Selasa (8/4/2025). “Presiden sudah menugaskan Menko IPK untuk membentuk semacam badan otorita. Proyek ini besar dan melibatkan banyak pihak,” ujar Diana di Jakarta.
Proyek Giant Sea Wall ini dirancang membentang dari Tangerang, Banten, hingga Gresik, Jawa Timur. Karena kompleksitasnya, dibutuhkan koordinasi lintas kementerian dan lembaga. Badan otorita yang dirintis Kemenko IPK nantinya akan menjadi pusat kendali seluruh proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga implementasi.
Menko AHY menyebut, proyek ini penting untuk menjawab tantangan jangka panjang seperti banjir rob, penurunan muka tanah (land subsidence), dan perubahan iklim. Pemerintah juga tengah menyusun skema pendanaan inovatif, termasuk membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta, baik dalam maupun luar negeri.
“Kami ingin pendekatan win-win lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), agar pembangunan bisa berjalan efisien dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar AHY dalam rapat koordinasi, Jumat (28/3/2025) lalu.
Ia juga menyampaikan bahwa minat investor asing terhadap proyek ini cukup tinggi. Dalam forum ekonomi di China yang dihadirinya beberapa waktu lalu, AHY mempromosikan proyek Giant Sea Wall dan sejumlah proyek strategis nasional lainnya, seperti kawasan ekonomi khusus (KEK) dan perumahan rakyat.
“Mereka sangat tertarik. Jadi gayung bersambut. Kami sampaikan apa yang Indonesia butuhkan dan tawarkan kesempatan berinvestasi,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan komitmen pemerintah dalam pembangunan Giant Sea Wall, khususnya untuk wilayah pesisir utara Jawa. Saat ini pihaknya tengah menyelesaikan kajian pendanaan dan studi kelayakan untuk Tahap B proyek tersebut, yang mencakup pembangunan tanggul sepanjang 21 kilometer di Jakarta.
Desain tanggul ini masih mengacu pada dua referensi utama, yaitu Integrated Flood Safety Plan Giant Sea Wall Tahap B Jakarta (2020) dan masterplan dari Bappenas tahun 2016.
Selain di Jakarta, pembangunan tanggul laut juga berjalan di Semarang dan Demak. Proyek ini terintegrasi dengan infrastruktur penting lainnya, seperti Tol Semarang–Demak dan Tol Semarang Harbour.