TajukNasional Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, optimistis bahwa anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir masih dalam kendali. Ia menilai fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah dan konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Trading halt baru terjadi sekali pada Selasa lalu dengan penurunan IHSG sebesar 6,02% ke level 6.058. Sehari setelahnya, IHSG sudah naik kembali ke level 6.325. Ini menunjukkan ketahanan ekonomi kita jauh lebih baik dibandingkan saat pandemi,” ujar Adies dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
Adies juga menyoroti kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang mulai berlaku pada 1 Maret 2025. Menurutnya, kebijakan ini dirancang untuk memperkuat cadangan devisa nasional dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah sesuai target APBN 2025 di kisaran Rp16.000 per USD, sehingga dapat mencegah pelemahan lebih lanjut hingga Rp17.000 per USD,” jelasnya.
Selain itu, Adies menilai pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai langkah strategis dalam meningkatkan investasi domestik di tengah tekanan global terhadap investasi asing.
“Dengan adanya BPI Danantara, konsolidasi BUMN dapat lebih optimal dalam menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa berbagai program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, seperti pendirian Bullion Bank, hilirisasi industri, pembangunan tiga juta rumah, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG), akan memperkuat ekonomi nasional.
“Berbagai kebijakan ini diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sesuai target Presiden,” katanya.
Namun, Adies mengakui bahwa efektivitas kebijakan tersebut masih membutuhkan komunikasi yang lebih baik kepada publik dan pelaku pasar. DPR RI, kata dia, akan terus mengawal implementasi kebijakan ekonomi agar berjalan secara efektif dan akuntabel.
“Kami akan terus mengawasi kebijakan ekonomi, terutama kebijakan fiskal 2025, agar tidak hanya sebatas rencana, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional,” pungkasnya.
