Tajukpolitik – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pengkajian dan Penelitian, Utang Ranuwijaya, mengatakan pihaknya tidak akan menyerah usut tuntas dugaan penyimpangan keagamaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Meski tim investigasi dari MUI ditolak Panji Gumilang.
Utang menyebut penolakan tersebut disikapi oleh MUI dengan berbesar hati dan tidak merasa diremehkan Panji Gumilang.
Sebab, kata Utang, dalam menghadapi kemungkaran, MUI harus memiliki sikap yang stabil dan kuat. meskipun, MUI menyayangkan sikap yang tidak pro aktif yang ditunjukkan Panji Gumilang.
Utang menuturkan, apa yang dilakukan MUI semata-mata untuk menyelamatkan umat bahkan Pondok Pesantren Al Zaytun dan juga Panji Gumilang sendiri.
“Kalau pro aktif dan yang disarankan MUI, (maka) akan terselamatkan,” kata Utang yang juga Ketua Tim Pengarah Investigasi Ponpes Al Zaytun, dikutip dari MUI pada Selasa (27/6).
Utang menyebut, tidak kooperatifnya Panji Gumilang pada tim investigasi, mengingatkan MUI saat melakukan investigasi penyimpangan keagamaan seperti yang dilakukan oleh Gafatar.
Padahal, ujar Utang, Tim investigasi MUI hanya ingin bertemu dengan Panji Gumilang untuk tabayyun, meminta klarifikasi atas apa yang sudah beredar terkait dengan dugaan penyimpangan keagamaan di Ponpes Al Zaytun.
Meski begitu, Tim Investigasi dari MUI telah menemukan sejumlah data, dan akan mengolah data tersebut sedalam mungkin, meskipun MUI akan mencoba bertemu kembali dengan Panji Gumilang di Kantor MUI Pusat.
“Kami akan mengundang langsung Panji Gumilang ke MUI Pusat. Kalau terjadi lagi penolakan, kami akan langsung mengambil keputusan,” tegas Utang.
Data yang sudah ditemukan ini, kata dia, sebelum diambil keputusan akan dilaporkan terlebih dahulu pada Komisi Fatwa dan Dewan Pimpinan MUI.
“Data yang terkait penyimpangan dalam hal keagamaan, masalah fiqh, akhlak. Juga data lain yang kami sampaikan sesuai di lapangan,” jelas Utang.
Utang menegaskan, persoalan yang dikaji oleh MUI soal dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang hanya pada persoalan keagamaan yang menjadi tugas pokok MUI.
“Maka yang akan diolah dan diambil keputusan, serta direkomendasikan (pada pemerintah) adalah persoalan keagamaan,” ujar Utang.