Rabu, 30 April, 2025

Capai 1 Miliar Pengguna Aktif Bulanan, Telegram Perlahan Mulai Mengejar Popularitas WhatsApp

Tajukpolitik – Aplikasi Telegram perlahan namun pasti mulai mengejar popularitas WhatsApp. Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengklaim bahwa dalam waktu satu tahun, Telegram kemungkinan akan mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan.

Telegram, yang berbasis di Dubai, didirikan oleh Durov, seorang pengusaha kelahiran Rusia yang meninggalkan negaranya pada tahun 2014 setelah menolak memenuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK miliknya.

“Kami mungkin akan melampaui satu miliar pengguna aktif bulanan dalam satu tahun. Telegram menyebar seperti kebakaran hutan,” kata Durov, yang sepenuhnya memiliki Telegram, seperti dikutip dari Reuters.

Untuk diketahui, saat ini Telegram memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif.

Menurut Forbes, kekayaan Durov diperkirakan mencapai USD 15,5 miliar. Ia menyatakan bahwa meskipun beberapa pemerintah berusaha menekan Telegram, platform ini harus tetap netral dan tidak menjadi pemain geopolitik.

Durov sering mengkritik WhatsApp, saingan utama Telegram, terutama mengenai isu keamanan. WhatsApp saat ini masih memimpin dengan lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan.

Telegram sangat berpengaruh di negara-negara republik bekas Uni Soviet dan menduduki peringkat sebagai salah satu platform media sosial utama setelah Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat.

Durov mengatakan bahwa ide membuat aplikasi pesan terenkripsi muncul saat dia berada di bawah tekanan di Rusia.

Adiknya, Nikolai, merancang enkripsi tersebut. Ia meninggalkan Rusia karena tidak ingin menerima perintah dari pemerintah mana pun.

Klaim bahwa Telegram dikendalikan oleh Rusia dianggapnya sebagai rumor palsu yang disebarkan oleh pesaing.

“Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” ujar Durov mengenai kepergiannya dari Rusia.

Dia sempat mencoba tinggal di Amerika Serikat, namun menghadapi banyak birokrasi dan perhatian berlebih dari badan keamanan seperti FBI.

Durov mengklaim bahwa lembaga-lembaga AS mencoba merekrut pegawainya untuk menemukan celah keamanan di Telegram. FBI belum menanggapi tuduhan ini.

Akhirnya, Durov memilih Uni Emirat Arab (UEA) sebagai markas Telegram karena negara ini netral dan tidak bersekutu dengan negara adidaya mana pun. Dia merasa UEA adalah tempat terbaik untuk Telegram berkembang.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini