Banjir dan Longsor di Agam Sumbar: 74 Orang Tewas, 78 Warga Masih Hilang
Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menimbulkan dampak yang sangat besar. Hingga laporan terakhir, sebanyak 74 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 78 warga lainnya masih hilang. Kondisi ini membuat proses pencarian dan pertolongan terus dikerahkan secara masif oleh berbagai lembaga dan relawan di lapangan.
Operasi pencarian telah berlangsung sejak awal kejadian dan dipastikan terus berjalan hingga hari Sabtu (29/11). Tim gabungan yang bertugas meliputi personel dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, serta berbagai kelompok relawan lokal yang turun langsung membantu masyarakat.
Evakuasi Terkendala Medan Berat dan Luapan Material Longsor
Proses evakuasi korban dan pencarian warga hilang menghadapi medan yang sangat sulit. Material longsor berupa tanah, batu, pohon tumbang, serta puing bangunan menutup banyak titik permukiman. Selain itu, banjir yang membawa lumpur pekat turut memperburuk akses menuju desa-desa terdampak.
Petugas di lapangan melaporkan bahwa sejumlah jalur penghubung antarwilayah mengalami kerusakan parah. Beberapa ruas jalan bahkan sempat terputus akibat tertimbun material longsor. Kondisi ini membuat alat berat harus didatangkan bertahap karena akses menuju lokasi terhambat.
Di beberapa titik, aliran sungai yang meluap membawa bongkahan kayu dan lumpur dalam volume besar. Hal ini tidak hanya merusak rumah warga, namun juga menyeret kendaraan dan fasilitas umum seperti jembatan kecil dan tiang listrik.
Pemukiman Rusak Parah, Warga Mengungsi
Dari pantauan tim di lapangan, kerusakan terparah terjadi di sejumlah permukiman yang berada di bantaran sungai dan daerah perbukitan. Banyak rumah warga tertimbun tanah, terseret arus, atau mengalami kerusakan berat.
Sebagian besar warga terdampak saat ini mengungsi di fasilitas umum seperti masjid, sekolah, dan posko darurat. Bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, dan selimut terus didistribusikan, namun kondisi medan membuat pendistribusian berlangsung tidak merata di beberapa wilayah.
BNPB menyebutkan bahwa upaya untuk membuka akses jalan menjadi prioritas utama agar bantuan dapat menjangkau lebih banyak titik terdampak secara cepat.
Tim Gabungan Maksimalkan Pencarian dengan Drone dan Peralatan Darat
Untuk mempercepat proses pencarian warga hilang, tim gabungan menggunakan drone pemetaan yang mampu menjangkau area sulit dan memperlihatkan gambaran lokasi dari udara. Teknologi ini sangat membantu di daerah yang tertutup material longsor dan rawan pergerakan tanah.
Selain itu, tim penyelamat juga menggunakan peralatan darat seperti detector life, alat gali manual, tali pengaman, hingga anjing pelacak untuk mencari korban yang diduga masih tertimbun.
Meski begitu, risiko longsor susulan tetap menjadi ancaman bagi tim di lapangan. Oleh karena itu, proses pencarian dilakukan dengan pengawasan ketat dari petugas geologi yang memantau kondisi tanah dan potensi pergerakan lereng.
Cuaca Buruk Menghambat Pencarian
Cuaca hujan yang masih turun sporadis di wilayah Agam turut memperlambat proses pencarian. Petugas harus mengatur strategi kerja agar tetap aman, terutama di lereng curam dan wilayah yang menunjukkan retakan tanah baru.
BPBD Sumatera Barat memperingatkan bahwa curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Situasi ini membuat warga diminta tetap waspada dan tidak kembali ke rumah masing-masing sebelum wilayah benar-benar dinyatakan aman.
Upaya Pemerintah dan Harapan Warga
Pemerintah pusat dan daerah terus memantau perkembangan penanganan bencana ini. Bantuan logistik, peralatan berat, hingga tenaga tambahan dari berbagai instansi telah dikirimkan ke lokasi terdampak.
Banyak warga mengaku trauma dengan kejadian ini, terutama keluarga yang belum mengetahui nasib anggota yang hilang. Meski begitu, mereka berharap pencarian terus dilakukan hingga seluruh korban berhasil ditemukan.
Baca Juga: BNPB: 442 Tewas akibat Banjir Sumut, Sumbar, Aceh; Pencarian Dipercepat
Banjir dan longsor di Agam, Sumatera Barat, menjadi salah satu bencana terbesar sepanjang tahun ini, dengan korban jiwa yang sangat banyak dan kerusakan infrastruktur yang luas. Proses pencarian 78 warga hilang masih berlangsung, sementara tim gabungan bekerja siang dan malam di tengah medan berat.
Situasi ini menunjukkan pentingnya peningkatan mitigasi bencana, pemetaan wilayah rawan, dan edukasi masyarakat agar kejadian serupa dapat ditangani lebih cepat dan mengurangi korban jiwa.



