TajukNasional Krisis air bersih yang melanda wilayah Trenggalek, khususnya di Kecamatan Kampak, mendapatkan perhatian serius dari Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dalam rangkaian kegiatan kampanye, Emil Dardak memberikan bantuan dua tangki air bersih bagi warga Dusun Kedungdowo, Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak. Bantuan ini disambut dengan penuh sukacita oleh warga yang terdampak kekeringan selama berbulan-bulan.
Puluhan warga dengan antusias menyambut kedatangan mobil tangki yang membawa air bersih, yang selama ini sangat sulit didapatkan. Mereka langsung mengerubuti mobil tersebut untuk mendapatkan bagian air yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk minum dan memasak. Seorang warga, Fatimah, menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, terima kasih banyak atas bantuannya. Di sini air sangat sulit, bahkan masjid kadang-kadang tidak ada air sama sekali. Jadi bantuan ini sangat kami butuhkan,” ujar Fatimah, Kamis (3/10/2024).
Fatimah menjelaskan bahwa musim kemarau panjang tahun ini menyebabkan sumur-sumur dan sumber air di sekitar kampungnya kering. Warga terpaksa harus mencari pasokan air ke daerah lain yang sumurnya masih memiliki air, meskipun usaha tersebut sering kali tidak mencukupi kebutuhan mereka. Krisis air di desa ini telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, dan pasokan air bersih dari Emil Dardak sangat membantu dalam meringankan beban warga.
“Kalau untuk mandi, ya harus dicukup-cukupkan, tapi setidaknya kami bisa memasak dan minum dengan air yang diberikan ini,” tambah Fatimah.
Emil Dardak menjelaskan bahwa bantuan air bersih ini merupakan salah satu bentuk kepedulian yang dilakukan bersama dengan para relawan. Mereka telah lama melaksanakan program ini, terutama untuk wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan seperti di Trenggalek.
“Teman-teman relawan sudah sejak lama, sejak saya masih bertugas di Trenggalek, rutin melakukan kegiatan ini. Ini adalah bentuk kepedulian terhadap warga yang terdampak kekeringan,” ujar Emil.
Trenggalek, khususnya daerah pegunungan, memang rentan terhadap kekeringan selama musim kemarau panjang. Emil menyebut bahwa penanggulangan krisis air telah menjadi prioritas, dengan langkah-langkah seperti pengiriman air bersih oleh BPBD setempat yang sudah berjalan cukup baik.
“Kekeringan memang sering terjadi di wilayah ini, dan BPBD telah menetapkan status siaga bencana kekeringan. Ini menjadi dasar untuk penggunaan anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang dapat dimanfaatkan untuk pengadaan dan distribusi air bersih,” jelas Emil.
Selain itu, Emil juga menyinggung mengenai upaya jangka panjang yang telah dilakukan untuk mengatasi kekeringan, termasuk pembuatan sumur bor di berbagai titik. Namun, proses tersebut dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran. Di beberapa wilayah, teknologi geolistrik digunakan untuk menemukan potensi sumur dalam.
Untuk wilayah yang kerap menjadi langganan kekeringan, Emil menyarankan adanya efisiensi penyaluran air bersih, seperti penyediaan tangki tandon air dengan kapasitas besar di setiap RT. Dengan demikian, distribusi air bersih bisa lebih merata dan warga dapat lebih mudah mengakses air saat terjadi krisis.