TajukPolitik – Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, menyinggung Partai Nasdem yang menjadi penghambat dalam pengumuman cawapres Anies Baswedan tersebut.
Menurutnya sejak awal Demokrat mendorong Anies Rasyid Baswedan untuk segera mengumumkan nama yang akan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
Menurut Syarief Hasan, ketidakpastian pengumuman cawapres bukan saja berimbas pada penurunan elektabilitas Anies baswedan namun elektabilitas partai Koalisi Perubahan turun karena bakal calon presiden (bacapres) mereka, Anies Baswedan, tidak kunjung menentukan bakal calon wakil presiden (bacawapres).
“Ya, justru itu karena tidak dideklarasikan siapa cawapresnya. Makanya Demokrat mendorong agar segera dilakukan,” kata Syarif saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).
Itu sebabnya, kata Syarief, Demokrat terus mendorong agar Anies segera mendeklarasikan cawapresnya.
Syarief menyebut, faktor penundaan deklarasi cawapres menurunkan elektabilitas partai pengusung menjadi sangat kuat.
“Yang jelas, kita harapkan deklarasi segera dilakukukan, apa pun hasilnya (nama cawapresnya),” kata dia.
Syarief kemudian berharap agar pertemuan Anies dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh Kamis malam bisa memberikan keputusan cepat untuk deklarasi cawapres.
Mudah-mudahan deklarasinya bisa lebih cepat ya. Karena demokrat juga mendorong agar deklarasi bisa secepatnya dilakukan.
“Karena kalau tidak kita bisa kehilangan waktu dan kita bisa momennya bisa hilang,” ujar dia.
Sebelumnya, Litbang Kompas mencatat, tiga parta pengusung Anies mengalami penurunan elektabilitas.
Demokrat mencatat elektabilitas sebesar 7 persen.
Capaian ini juga mengalami penurunan jika dibandingkan catatan elektabilitas pada Mei lalu, yakni 8 persen.
Kemudian Nasdem tercatat meraih 5,9 persen suara.
Persentase ini mengalami penurunan apabila dibandingkan capaian elektabilitas pada Mei sebesar 6,3 persen.
Hanya PKS yang meraih peningkatan elektabilitas dari 3,8 persen menjadi 6,3 persen suara.
Survei yang dilakukan Litbang Kompas ini digelar pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023 dengan 1.364 responden yang terlibat di 38 provinsi.
Dalam survei ini responden juga dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis.
Tingkat kepercayaan pada survei ini tercatat sebesar 95 persen dengan margin of error penelitian plus minus 2,65 persen.