TAJUKNASIONAL.COM – Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, mendorong transformasi besar-besaran dalam program transmigrasi nasional dengan mengusung model Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETI). Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional sekaligus mengurangi ketimpangan pembangunan antarwilayah di Indonesia.
“Transformasi transmigrasi akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru sehingga pembangunan tidak hanya berpusat di Jawa saja,” ujar Menteri Iftitah dalam keterangan resminya, Senin (14/4/2025).
Dalam pidatonya, Iftitah juga menyinggung dampak ketidakpastian ekonomi dan rivalitas geopolitik global, terutama antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ia menyebut pentingnya pemahaman terhadap konteks tersebut agar pembangunan transmigrasi tetap berjalan seimbang, aman, dan berkelanjutan.
“Pembangunan tidak boleh lepas dari konteks global. Kita harus menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan antara investor asing dan masyarakat lokal,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret pembaruan kebijakan, Kementerian Transmigrasi kini memperkenalkan konsep baru bernama ‘Transmigrasi Patriot’. Model ini bersifat partisipatif, di mana masyarakat transmigran menjadi pemilik saham dalam skema korporasi yang dibentuk di kawasan transmigrasi.
“Pemberian hak tidak cuma-cuma, tetapi berbasis edukasi dan pemberdayaan. Dengan begitu, masyarakat menjadi subjek utama pembangunan, bukan hanya objek,” jelas Menteri Iftitah.
Menteri Iftitah optimistis bahwa pendekatan ini akan menjadikan transmigrasi sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi nasional di tengah gejolak global. Menurutnya, saat negara-negara besar mengalami disrupsi rantai pasok dan ketidakpastian politik, Indonesia harus menjawabnya dengan penguatan ekonomi berbasis kerakyatan dan pemerataan wilayah.
