Kamis, 23 Oktober, 2025

Menteri Ekraf Dorong Film Animasi “Malahayati” Tembus Pasar Internasional

TAJUKNASIONAL.COM Pemerintah tengah mendorong industri animasi nasional agar mampu bersaing di kancah internasional. Salah satu proyek unggulannya adalah film animasi “Malahayati”, yang mengangkat kisah Laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh.

Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menilai film ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian sejarah, tetapi juga aset kekayaan intelektual (KI) bernilai ekonomi tinggi.

“Animasi adalah salah satu subsektor prioritas yang diamanatkan Presiden Prabowo untuk dikembangkan lima tahun ke depan. Melalui kolaborasi dengan studio global seperti BASE (Bali Animasi Solusi Ekakarsa) atau Brown Bag Films dan Kedutaan Besar Turki, kita dorong Malahayati menembus pasar global,” ujar Teuku Riefky usai menerima audiensi tim Brown Bag Films di Kantor Kementerian Ekraf, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Baca Juga: Menteri Ekraf Teuku Riefky Hadiri Paper Unfold 2025 Dorong Inovasi Digital B2B

Menekraf menjelaskan, pihaknya akan memfasilitasi sinergi lintas pihak, termasuk asosiasi voice over dan mitra internasional, guna memastikan kualitas dan daya saing film tersebut. Ia menegaskan bahwa kementeriannya berkomitmen mengembangkan kekayaan budaya sebagai “mesin pertumbuhan ekonomi baru” dari daerah.

“Setiap daerah punya kisah heroik. Peran kami adalah memfasilitasi agar kisah-kisah itu bisa dikembangkan menjadi karya kreatif seperti film, gim, atau komik. Malahayati adalah contoh nyata bagaimana sejarah bisa dihidupkan dan bernilai ekonomi tinggi,” tuturnya.

Didirikan pada 2015, BASE yang kini bertransformasi menjadi Brown Bag Films sejak 2019, merupakan studio animasi global yang menjadi bagian dari Scholastic Inc., perusahaan penerbitan asal Amerika Serikat. Studio ini mempekerjakan lebih dari 300 profesional, 99 persen di antaranya merupakan talenta lokal di Bali.

Film Malahayati dikembangkan bersama Temotion (PT Tempo Kreasi Animasi) dan mengangkat nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, serta pemberdayaan perempuan Indonesia. Elemen budaya seperti Pencak Silat dan Tari Saman juga akan ditampilkan, sekaligus memperkuat hubungan sejarah Indonesia–Turki.

Sementara itu, Executive & Business Strategy Manager Brown Bag Films, Sigit Eko Prabowo, mengungkapkan pihaknya tengah menggarap proyek jangka panjang bertajuk Integrated Indonesian Animation, yakni produksi sepuluh film layar lebar dalam sepuluh tahun.

“Setiap film merepresentasikan karakter dan kisah dari berbagai provinsi di Indonesia. Malahayati dari Aceh menjadi pembuka semangat kepahlawanan nasional. Dari Bali, kami siapkan karakter ‘Wayan’ yang menonjolkan harmoni alam dan kearifan lokal,” jelas Sigit.

Menurutnya, proyek tersebut bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui karakter lokal dan hewan endemik Nusantara sebagai bagian dari penguatan Intellectual Property (IP) Indonesia yang kompetitif di pasar global.

IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini