TAJUKNASIONAL.COM Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkap bahwa pengalaman akademiknya di Nanyang Technological University (NTU) Singapura memiliki pengaruh besar terhadap perjalanan kariernya, baik saat menjadi prajurit TNI, politisi, maupun kini sebagai menteri.
AHY menjelaskan bahwa masa studinya di NTU membentuk cara pandangnya dalam membaca dinamika kepemimpinan modern. “NTU mengajarkan saya untuk berpikir kritis dan strategis, serta melihat kepemimpinan secara lebih luas,” ujarnya. Ia menilai pembelajaran tersebut menjadi fondasi intelektual yang masih ia pegang hingga hari ini.
Baca Juga: NTU Singapura Anugerahkan Penghargaan Tertinggi kepada AHY atas Dedikasi untuk Masyarakat
Ia juga menuturkan bahwa sekitar satu dekade setelah menyelesaikan studi di Singapura, dirinya memutuskan meninggalkan dunia militer setelah 16 tahun pengabdian dan memasuki ruang politik. Perubahan jalur karier itu, menurutnya, tidak mengubah tujuan utama: mengabdi bagi Indonesia.
Pendekatan analitis dan pola pikir lintas disiplin yang diperolehnya di NTU disebut terus membentuknya dalam merumuskan kebijakan publik. AHY menilai bahwa proses membuat keputusan harus berpijak pada data, empati, serta pengetahuan ilmiah. Ia menekankan pentingnya wawasan strategis dalam memahami isu nasional dan global, terutama menyangkut stabilitas kawasan dan kerja sama internasional.
Pada kesempatan tersebut, AHY juga menerima Nanyang Distinguished Alumni Award 2025, penghargaan tertinggi bagi alumni NTU. Penghargaan yang diberikan pada Jumat (21/11/2025) itu ditujukan kepada sosok alumni yang dinilai memberi kontribusi luar biasa bagi masyarakat, bangsa, dan komunitas global.
Pengakuan dari NTU ini sekaligus memperkuat rekam jejak AHY sebagai salah satu figur Indonesia yang konsisten membawa nilai kepemimpinan progresif pada setiap fase pengabdiannya.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI
