Kamis, 23 Oktober, 2025

Kementerian PU Dorong Keterlibatan Masyarakat dalam Rehabilitasi Irigasi Sesaot Lombok Barat

TAJUKNASIONAL.COM Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) terkait pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi serta peningkatan jalan daerah. Upaya ini dilakukan sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar setiap proyek infrastruktur memberi dampak langsung bagi masyarakat di daerah.

Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat lokal dalam proyek-proyek pembangunan tersebut. “Sesuai arahan Presiden Prabowo, pelaksanaan Inpres harus melibatkan masyarakat setempat agar mereka menjadi bagian dari proses, bukan sekadar penonton. Dengan demikian, manfaat pembangunan bisa dirasakan secara nyata,” ujar Dody saat meninjau proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Sesaot di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (19/10/2025).

Baca Juga: Perkuat Kedaulatan Pangan, Kementerian PU Genjot Jaringan Irigasi di Sumbawa

Kabupaten Lombok Barat memiliki tiga jaringan irigasi utama yang bersumber dari Bendungan Meninting, yaitu DI Sesaot, Penimbung, dan Ketapang Orong. Proyek rehabilitasi yang sedang berjalan difokuskan untuk mengoptimalkan saluran air agar distribusi ke lahan pertanian lebih lancar dan efisien.

Menteri Dody menambahkan, meski ada penyedia jasa yang ditunjuk, pemerintah memastikan masyarakat setempat ikut terlibat dalam setiap tahap pekerjaan. Dalam kunjungannya, ia didampingi Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal serta Dirjen Sumber Daya Air Dwi Purwantoro untuk berdialog langsung dengan para petani penerima manfaat.

Gubernur Iqbal mengapresiasi langkah cepat pemerintah pusat dalam memperbaiki jaringan irigasi Sesaot yang sudah berusia tua. Ia juga mendorong para petani agar ikut menjaga fasilitas irigasi secara mandiri. “Kalau bisa dirawat sendiri, rawatlah. Jangan menunggu sampai saluran tertutup sedimentasi baru bertindak,” pesannya.

Rehabilitasi jaringan DI Sesaot mencakup area fungsional seluas 16,78 hektare, dengan panjang saluran primer 10,5 kilometer, sekunder 56,41 kilometer, dan suplesi 12,20 kilometer. Proyek yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) NTB sejak 3 September hingga 13 Desember 2025 ini bernilai Rp4,11 miliar, dengan progres fisik mencapai 57,9 persen. Diharapkan, proyek ini mampu meningkatkan indeks pertanaman dari 280 persen menjadi 300 persen.

IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini