Rabu, 12 November, 2025

Presiden Prabowo Tegas Soal Utang Whoosh: Saya yang Tanggung Jawab!

TAJUKNASIONAL.COM Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara soal tumpukan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang belakangan ramai menjadi sorotan publik.

Prabowo menegaskan, pemerintah akan bertanggung jawab penuh terhadap proyek transportasi modern tersebut dan meminta masyarakat untuk tidak khawatir.

“Kemudian enggak usah khawatir apa itu ribut-ribut Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya, tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya. Indonesia bukan negara sembarangan, kita hitung enggak masalah itu,” kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).

Presiden menambahkan, PT KAI sebagai pengelola tidak perlu khawatir terkait beban finansial proyek tersebut.

Baca Juga: Presiden Prabowo Minta KAI Tambah Gerbong KRL Jabodetabek Demi Kurangi Kepadatan Penumpang

“Jadi PT KAI tidak usah khawatir, semua tidak khawatir, rakyat, kita layani rakyat kita. Kita berjuang untuk rakyat, teknologi semua sarana itu tanggung jawab bersama, dan di ujungnya tanggung jawab Presiden RI. Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh,” ucap Prabowo menambahkan.

Menurutnya, persoalan utang bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. Prabowo menegaskan sudah mempelajari detail proyek tersebut dan optimistis permasalahan bisa diselesaikan dengan baik.

“Jangan kita menari di gendang orang, mungkin ada pihak-pihak dari enggak tahu dari mana yang ingin selalu menimbulkan kecemasan rakyat, enggak, tenang-tenang saja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prabowo menilai proyek transportasi publik seperti Whoosh tidak bisa diukur hanya dari sisi keuntungan finansial.

“Semua public transport di seluruh dunia jangan dihitung untung-untung, rugi, hitung manfaat enggak untuk rakyat, di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligations,” tegasnya.

Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan nilai total investasi US$7,2 miliar atau setara Rp116,54 triliun (asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS).

Angka ini termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,21 miliar dari nilai awal investasi US$6,05 miliar.

Baca Juga: AHY ke Istana, Laporkan Soal Kereta Cepat dan Sejumlah Isu Strategis ke Presiden Prabowo

Dari total biaya tersebut, 75 persen bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB), sedangkan 25 persen berasal dari setoran modal pemegang saham.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini