Senin, 23 Juni, 2025

Herman Khaeron Dorong Penguatan Kemandirian Pangan Melalui Diversifikasi dan Inovasi Teknologi

TajukNasional Dalam upaya memperkuat kemandirian pangan Indonesia, Anggota DPR RI, Herman Khaeron, menyerukan pentingnya diversifikasi pangan dan pengembangan teknologi pertanian yang mandiri. Hal ini menjadi penegasan utama saat Herman menjadi pembicara kunci pada acara DIGICATION Batch 7 yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI).

Dalam kesempatan tersebut, Herman menekankan bahwa kemandirian pangan tidak bisa dicapai hanya dengan mengandalkan produksi pangan dalam negeri. Lebih dari itu, diperlukan sistem yang mampu mengurangi ketergantungan pada impor, terutama untuk input pertanian seperti benih, pupuk, dan teknologi. “Diversifikasi pangan merupakan salah satu strategi utama untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, terutama dalam hal ketergantungan pada impor dan penguasaan oleh pihak asing,” ungkapnya, Senin (23/9).

Ia menjelaskan bahwa sistem pangan yang kuat harus berbasis pada komunitas lokal yang bekerja sama secara kolaboratif dan memanfaatkan teknologi cerdas serta agroindustri lokal. Dengan demikian, kemandirian pangan tidak hanya dapat tercapai, tetapi juga dapat mengurangi dominasi korporasi asing yang selama ini mengontrol rantai produksi pangan, mulai dari input hingga distribusi. Herman menekankan pentingnya diversifikasi pangan yang berlandaskan pada nilai ekologis dan humanis. “Kita harus menghargai keragaman geografi dan demografi yang ada di Indonesia, serta mendorong pembangunan yang sejalan dengan perkembangan masyarakat 5.0,” tambahnya.

Herman juga menekankan perlunya pengembangan sistem pendukung yang komprehensif. Ini mencakup peningkatan infrastruktur seperti sistem irigasi, pengelolaan agraria yang adil, perlindungan lingkungan, hingga pengembangan agroindustri yang berkelanjutan. Tanpa langkah-langkah tersebut, kemandirian pangan akan sulit diwujudkan dan hanya menjadi wacana tanpa realisasi dalam kebijakan yang nyata.

Lebih jauh, Herman menyampaikan bahwa kedaulatan pangan bukan hanya tentang kemampuan memproduksi pangan, tetapi juga tentang penguasaan terhadap input pertanian. “Kita harus mampu memproduksi benih, bibit, pakan, dan obat-obatan sendiri tanpa tergantung pada produk impor. Penguasaan teknologi pertanian yang bebas dari kendali asing juga sangat penting untuk mencapai kemandirian,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, Herman juga memperkenalkan konsep ‘Gudang Cerdas’ sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal. Gudang ini akan menjadi pusat promosi dan distribusi hasil pertanian yang bernilai ekonomi tinggi, khususnya yang dihasilkan oleh komunitas petani lokal. Dengan memanfaatkan teknologi cerdas dan manajemen modern, gudang ini diharapkan dapat dikelola oleh generasi muda yang profesional dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Mengakhiri paparannya, Herman optimis bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kedaulatan pangan yang berkelanjutan. Namun, hal ini hanya dapat tercapai jika seluruh elemen masyarakat, mulai dari petani hingga pemerintah, bersatu padu dalam membangun sistem pangan yang kuat dan berkelanjutan. “Kerja sama antara pemerintah, petani, akademisi, dan sektor swasta adalah kunci untuk menciptakan ekosistem pangan yang mandiri,” pungkasnya.

Selain Herman, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah narasumber lainnya, termasuk Peneliti Senior BRIN Prof. Siti Zuhro, Guru Besar IPB Yandra Arkeman, CEO PT Makerindo Agus Mulyana, Ketua Umum Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila, dan konten kreator Sherly Annavita Rahmi. Acara ini menjadi wadah penting untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam upaya memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini