TajukNasional Pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut menimbulkan kegelisahan bagi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu, dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Kamis (10/4).
Menurut Tom, hubungan harmonis antara Prabowo dan Megawati memicu keresahan di kalangan internal pendukung Jokowi, terutama terkait masa depan politik sang presiden usai lengser dari jabatannya.
“Batin Jokowi sangat terganggu melihat pertemuan Prabowo-Megawati yang sangat harmonis,” ujar Tom.
Ia menilai bahwa Jokowi kini sedang mencari formula untuk menjaga pengaruh politiknya setelah tidak lagi menjabat.
Strategi seperti mendorong cucu atau anaknya ke panggung politik nasional disebut sebagai bagian dari upaya mempertahankan eksistensi.
“Belajar dari pengalaman para mantan presiden, Jokowi mencoba politik dompleng cucu hingga sundul anak demi menjaga posisi dan menghindari potensi persoalan hukum setelah lengser,” jelas Tom.
Namun, Tom meyakini langkah politik Jokowi dan kelompoknya tidak akan cukup kuat untuk membendung konsolidasi kekuatan antara Prabowo dan Megawati.
“Akhirnya, Jokowi menerapkan politik sapu jagat. Tujuannya jelas: menyelamatkan diri, keluarga, dan kelompok politiknya,” tambahnya.
Pernyataan Tom ini menambah dinamika dalam perbincangan publik tentang masa depan relasi antar elite politik pasca Pemilu 2024, di tengah spekulasi mengenai arah koalisi dan kepentingan strategis yang tengah dibangun menjelang transisi pemerintahan.
