TAJUKNASIONAL.COM – Satu per satu tubuh terhempas. Suara dentuman mengguncang langit pagi. Potongan tubuh manusia berserakan. Di tengah kekacauan itu, Ilmansyah (26) hanya bisa berjalan—atau mungkin melayang—dalam kondisi setengah sadar, berusaha memahami bahwa dia baru saja lolos dari kematian.
Ia adalah satu dari dua orang yang selamat dalam tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Tapi keberuntungannya terasa getir, karena sang kakak kandung, Yusrizal (48), justru jadi korban tewas.
“A Iyus di mana… A Iyus di mana…” teriak Ilmansyah saat menyadari kakaknya menghilang setelah ledakan.
Hari itu, Ilman sedang menjalankan tugas sederhana: mengambil air laut untuk diisikan ke tandon, bagian dari proses pemusnahan amunisi yang berlangsung sejak pagi. Kakaknya, Iyus, tetap berada di dekat lokasi utama, bersama sejumlah personel TNI dan pekerja lain.
“Waktu saya balik, tiba-tiba suara ledakan besar mengguncang. Saya lihat ke arah lokasi, semua orang yang tadi ada di sana… sudah tidak terlihat,” kenang Ilman sambil menahan tangis saat ditemui di rumah duka di Kampung Cimerak.
Baca Juga: Tragedi Ledakan Amunisi di Garut: Lola Nelria Desak Evaluasi Prosedur dan Keterbukaan Penanganan