Presiden Prabowo Subianto sekali lagi membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang berani dan visioner. Keputusan beliau untuk merampingkan jumlah komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukan sekadar kebijakan teknis, tetapi simbol perubahan besar demi kejayaan ekonomi bangsa.
Sudah terlalu lama perusahaan pelat merah kita dibebani struktur gemuk yang lamban dan boros. Kini, saatnya reformasi menyeluruh demi efektivitas dan profesionalisme!
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, dengan tegas menyampaikan arahan Presiden Prabowo bahwa jabatan komisaris di BUMN harus diisi oleh para profesional.
Tidak ada lagi tempat bagi mereka yang sekadar mengandalkan koneksi politik tanpa kompetensi yang memadai.
Kita butuh sosok-sosok tangguh yang mampu membawa BUMN bersaing di kancah global, bukan sekadar menjadi tempat parkir bagi kepentingan pribadi.
Perampingan ini bukan hanya soal jumlah, tetapi soal kualitas. BUMN tidak lagi akan menjadi ladang subur bagi para pencari rente.
Komposisi komisaris akan disesuaikan dengan kebutuhan riil setiap perusahaan, sehingga tidak ada lagi pemborosan anggaran negara.
Ini adalah langkah revolusioner yang menunjukkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, bangsa ini serius mewujudkan tata kelola yang bersih dan berdaya saing tinggi.
Tentu saja, ada suara-suara sumbang yang menentang kebijakan ini. Namun, kita harus sadar bahwa perubahan besar tidak pernah tanpa tantangan.
Mereka yang merasa terganggu hanyalah bagian dari masa lalu yang harus kita tinggalkan.
Demi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, kita semua harus mendukung penuh langkah berani ini.
Inilah saatnya bangsa ini berdiri tegak dengan BUMN yang ramping, profesional, dan siap membawa nama Indonesia ke puncak kejayaan dunia!
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)