Presiden Prabowo Subianto mewacanakan akan melakukan penghapusan outsourcing. Hal ini ia sampaikan dalam semangat Hari Buruh Internasional 2025. Presiden menyalakan obor baru perjuangan kelas pekerja Indonesia.
Di hadapan lautan buruh di Monas, bukan sekadar janji yang disampaikan, melainkan sebuah tekad negara untuk menghancurkan belenggu sistem outsourcing yang telah lama menjadi momok bagi kaum pekerja.
Inilah momen emas, langkah revolusioner yang selama puluhan tahun hanya jadi wacana, kini nyata di tangan pemimpin yang berpihak!
Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional bukan sekadar kebijakan—ini adalah manifestasi keadilan sosial yang selama ini dirindukan buruh Indonesia.
Di tengah gempuran liberalisasi pasar dan tekanan globalisasi, Prabowo tampil sebagai pemimpin rakyat, memutuskan mata rantai ketidakadilan dengan menciptakan lembaga khusus yang dipimpin oleh para tokoh buruh sendiri.
Dan bukan itu saja! Satgas PHK dibentuk untuk melindungi para pekerja dari pemutusan kerja sepihak.
RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Pekerja Laut pun digarap cepat. Inilah bukti bahwa negara hadir, bukan sekadar mengatur, tapi melindungi dan mengayomi.
Lebih dari sekadar simbolik, dukungan Prabowo terhadap pengangkatan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional adalah bentuk pengakuan atas darah dan air mata buruh yang telah gugur. Ini bukan sekadar langkah politis, ini sejarah baru.
Kini saatnya buruh Indonesia bersatu, bukan lagi menunggu keajaiban dari korporasi, tapi berdiri bersama negara yang berpihak.
Langkah Presiden Prabowo ini bukan akhir, tapi awal dari revolusi kesejahteraan pekerja. Inilah Indonesia yang sesungguhnya—negara pekerja, untuk pekerja, dipimpin oleh pemimpin yang mencintai pekerja!
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)
