TajukPolitik – Hari Kebebasan Dunia yang diperingati setiap tanggal 9 November berawal dari runtuhnya tembok Berlin yang menandakan penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur menjadi Jerman.
Penyatuan atau Unifikasi duo Jerman ini adalah hasil dari kebebasan berpendapat warganya yang menginginkan agar bangsa Jerman bersatu, tidak lagi terpecah menjadi dua.
Berjarak ribuan kilometer dari Jerman, ada seorang Presiden yang selalu mendengarkan pendapat rakyat, menjunjung tinggi demokrasi dan meletakkan kepentingan rakyat diatas segalanya.
Presiden tersebut bernama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selama 10 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia, SBY berhasil meletakkan pondasi yang utuh terkait kebebasan.
Di zaman SBY, tidak ada rakyat yang ditangkap karena menyampaikan pendapat dan rakyat bebas menyampaikan pendapat. Buktinya, zaman SBY aksi demonstrasi dibiarkan saja, bahkan sampai membawa kerbau yang bertuliskan SiBuYa pun, SBY santai menghadapinya, tidak represif.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, pun mengakui jika zaman SBY adalah zaman kebebasan yang masih belum dibelenggu oleh aturan-aturan ataupun respon pemerintah yang represif terhadap kebebasan berpendapat.
“Soal kebebasan berpendapat dan soal berdemokrasi, zaman SBY masih bagus,” kata Ujang seperti dikutip JPNN.com, Minggu (24/10/2022).