TajukPolitik – Politisi Partai Demokrat, Amal Alghozali menilai perlunya pembenahan politik pertanian dan politik pangan jangka panjang agar gejolak pasokan dan harga pangan tidak berulang.
Amal menilai harus ada keputusan politik yang kuat mendukung hulu produksi pangan, termasuk pertanian, peternakan dan perikanan (nelayan).
“Selama politik pangan kita masih begini-begini saja, makan gejolak akan terus terjadi,” kata Amal dalam keterangan pers menanggapi masih terjadinya gejolak harga pangan, khususnya padi, jagung, gula dan ikan, Senin (6/11).
Kepala Departemen IV DPP Partai Demokrat ini menilai buruknya politik pangan dan politik pertanian ini tercermin pada politik anggaran (APBN) yang setiap tahun disepakati antara pemerintah dan DPR.
Amal mencontohkan, pertanian adalah bidang yang paling banyak melibatkan masyarakat bekerja.
Setidaknya ada 23 juta rumah tangga petani terlibat. Sementara di bidang perikanan, lebih 8 juta rumah tangga terlibat di usaha penangkapan, budidaya, dan kegiatan ekonomi di pesisir.
“Ini jumlah yang sangat besar. Tetapi politik anggaran tidak memihak kepada mereka. Padahal petani nelayan dan peternak inilah yang bekerja di hulu produksi pangan kita,” ujarnya.
Caleg DPR RI daerah pemilihan Jateng 3 ini mengingatkan kepada pemerintah maupun DPR, agar lebih serius membenahi politik pangan ini dengan menambah subsidi dan bantuan kepada petani peternak dan nelayan.
“Seharusnya subsidi pupuk, bantuan benih, alat tangkap untuk nelayan dan komponen biaya produksi lainnya ditambah agar harga pokok perolehan produksi pangan kita bisa turun”, tegasnya.
Amal menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan malas berpikir ketika harga pangan naik.
“Memang ketika harga pangan mahal, inflasi akan tinggi dan jumlah orang miskin akan bertambah. Tetapi bukan impor sebagai satu-satunya jalan. Itu terkesan hanya jalan pintas dan ada rente pangan yang mengambil untung dan menghancurkan ekonomi petani nelayan,” kata Amal Alghozali.