Kamis, 1 Mei, 2025

Dinasti Politik di Tubuh PDIP, Pengamat: Puan Sudah Dipersiapkan jadi Ketum PDIP Pengganti Megawati

Tajukpolitik – Pengamat dinasti politik Yoes Kenawas menyatakan bahwa Megawati Soekarnoputri akan mempertimbangkan secara matang calon penggantinya sesuai dengan kebutuhan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di masa depan.

Puan Maharani dinilai sebagai kandidat kuat untuk menggantikan ibunya sebagai Ketua Umum PDIP.

Puan telah menjalani masa pendidikan dan persiapan untuk nantinya mengambil alih kepemimpinan PDIP.

Dalam pidato politik pembukaan rapat kerja nasional PDIP di Ancol pada Jumat, 24 Mei 2024, Megawati memberikan sinyal bahwa Puan akan menjadi Ketua Umum PDIP.

Dengan berseloroh, Megawati meminta tukar posisi dengan Puan yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR.

“Puan adalah salah satu kandidat kuat penerus trah Sukarno untuk kepemimpinan PDIP selanjutnya,” ujar Yoes pada Sabtu, 25 Mei 2024.

“Mbak Puan sudah menjalani periode apprenticeship untuk nantinya mengambil alih kepemimpinan PDIP ketika Bu Mega memutuskan sudah tiba saatnya.”

Yoes, yang kini mengajar di Universitas Atma Jaya, mengatakan bahwa Puan telah diposisikan dan dimunculkan sebagai wajah PDIP di muka publik.

Puan juga dipersiapkan sejak lama dan telah memegang berbagai posisi penting, baik di internal partai maupun sebagai Menteri dan Ketua DPR.

Berbeda dengan Puan Maharani, Prananda Prabowo tidak hadir pada hari pertama pembukaan Rakernas V PDIP. Prananda adalah putra kedua Megawati dari suami pertamanya, Lettu Pnb Surindro Supjarso.

Pada hari pertama Rakernas, hanya kakak Megawati, Guntur Soekarnoputra, dan putrinya, Puan Maharani, yang hadir. Belum ada keterangan resmi dari PDIP mengenai ketidakhadiran Prananda. Politikus senior PDIP, Ganjar Pranowo, juga mengaku tidak mengetahui keberadaan Prananda.

“Oh, saya belum tahu, mungkin ada acara. Ini kan tiga hari, mungkin di tengah-tengah beliau hadir,” ujar Ganjar di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat.

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai Megawati memang lebih memproyeksikan Puan dibanding Prananda dalam suksesi PDIP. Ujang, dosen Universitas Al Azhar Indonesia, melihat ketidakhadiran Prananda tidak terkait dengan persaingan dengan Puan.

Prananda jarang muncul di publik dibandingkan Puan, meski ia diketahui pernah menjadi konseptor pidato-pidato Megawati.

Menurut Ujang, perbedaan pandangan mengenai suksesi kepemimpinan di PDIP pasti ada, tetapi Kongres PDIP tahun 2025 akan menjadi poin penting dalam melihat regenerasi dalam tubuh partai.

“Namun, selama Megawati masih menjadi Ketua Umum, riak-riak faksionalisme tidak terlihat,” kata Ujang.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini