TajukNasional Pada Puncak HUT Ke-60 Partai Golkar yang berlangsung di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12), Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya menjaga keharmonisan dalam politik.
Dalam sambutannya, Prabowo mengingatkan bahwa dalam dunia politik, tidak seharusnya ada kebencian terhadap lawan, seperti mencaci maki atau menghardik.
“Saya tidak pernah mau terpancing untuk membenci. Di bidang politik, kita tidak boleh sampai membenci lawan, mencaci maki, maupun menghardik,” ujar Prabowo.
Ia menekankan pentingnya kembali kepada kepribadian asli bangsa Indonesia yang mengedepankan musyawarah dan berunding dalam menyelesaikan perbedaan.
Selain itu, ia juga mengingatkan nilai luhur bangsa Indonesia seperti prinsip mikul dhuwur mendhem jero, yang berarti mengangkat hal-hal baik dan memendam hal-hal negatif.
Presiden Prabowo juga menyoroti ketegangan geopolitik yang terjadi di kancah internasional antara negara-negara besar. Menurutnya, Indonesia harus tetap waspada meskipun negara ini berada dalam posisi sebagai negara Non-Blok yang menganut politik luar negeri bebas aktif.
Ia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh mudah terpecah belah atau diadu domba oleh pihak luar.
“Kita tidak boleh terpancing, dan ini tanggung jawab kita semua sebagai pemimpin. Pemimpin harus memberi contoh,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan hasil dari proses yang sulit.
Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pemimpin, untuk bersatu meski terdapat perbedaan pendapat, dan tidak membiarkan perbedaan tersebut menjadi alasan untuk permusuhan.
Prabowo menutup pidatonya dengan harapan agar bangsa Indonesia tetap rukun dan mengedepankan persatuan demi masa depan yang lebih baik.
