TajukNasional Ketua MPR Bambang Soesatyo, yang dikenal sebagai Bamsoet, memberikan penekanan pada pentingnya kepemimpinan transformasional saat menjadi narasumber dalam penyusunan disertasi doktoral Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, tengah mengerjakan disertasi tentang kepemimpinan transformasional dan orkestrasi sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut Bamsoet, kepemimpinan transformasional adalah jenis kepemimpinan yang mampu menginspirasi pengikutnya untuk mengesampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan organisasi. Kepemimpinan seperti ini sangat penting untuk mengarahkan Indonesia menuju cita-cita kesejahteraan pada tahun 2045. “Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan organisasi untuk membawa kapal besar Indonesia menuju negara kesejahteraan 2045,” kata Bamsoet.
Bamsoet juga menyoroti pentingnya penguatan sektor ekonomi strategis sebagai lokomotif utama Indonesia ke depan. Ia menyebutkan sektor-sektor seperti manufaktur, industri berteknologi tinggi, dan pertanian sebagai sektor kunci yang harus diperkuat untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian, terutama dalam ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja, dan penanggulangan kemiskinan.
Program makan bergizi gratis yang digagas oleh presiden terpilih Prabowo Subianto juga dianggap sangat relevan oleh Bamsoet. Program ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi penyiapan sumber daya manusia yang sehat, sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. “Program makan bergizi gratis juga bisa menghidupkan kembali sektor pangan sehingga membuat orientasi industri ke depan bukan lagi hanya memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti energi dan sumber daya mineral,” ujar Bamsoet.
Dia juga mengungkapkan bahwa melalui program makanan bergizi gratis, sektor pangan dapat menjadi kekuatan utama ekonomi bangsa dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045. “Pada akhirnya bisa menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045,” tambahnya.
Bamsoet menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang melimpah, termasuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang sangat beragam. Dengan total luas daratan 191,1 juta hektare, Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan pertanian yang besar. “Pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan mengalami puncak bonus demografi, dengan jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun mencapai sekitar 207,99 juta jiwa dari total penduduk 318,96 juta jiwa,” ungkapnya.
Bamsoet menekankan bahwa tantangan terbesar adalah mengarahkan bonus demografi tersebut untuk menggeliatkan sektor pertanian dan memberikan jaminan kepada generasi muda bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan bagi perekonomian nasional. Dia juga menyoroti pentingnya peningkatan pendidikan dan keterampilan serta pengembangan ekonomi yang inklusif sebagai bagian dari upaya memaksimalkan manfaat bonus demografi.
Selain sektor pertanian, Bamsoet juga mencatat potensi besar dari sektor ekonomi kreatif, yang pada tahun 2022 menyumbang sekitar Rp 1.280 triliun kepada PDB Indonesia dan diperkirakan akan melebihi Rp 1.300 triliun pada tahun 2023. Sektor ini mencakup subsektor seperti kuliner, fashion, kriya, dan digital. “Dengan terus berkembangnya teknologi digital dan meningkatnya penggunaan internet, sektor ini diharapkan terus tumbuh dan menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia di masa depan,” pungkas Bamsoet.