Jumat, 21 November, 2025

Kebijakan Zero ODOL: Efisiensi Logistik Nasional Hemat Rp 43 Triliun

Kebijakan zero ODOL (Over Dimension Over Load) menjadi salah satu langkah strategis nasional untuk mendorong efisiensi logistik dan mengurangi beban anggaran pemeliharaan infrastruktur. Menurut pernyataan resmi, penerapan kebijakan ini bisa menghemat Rp 43 triliun per tahun, sebuah angka yang sangat besar dan menunjukkan urgensi kuat untuk menertibkan kendaraan ODOL.

Apa Itu Kebijakan Zero ODOL?
Kebijakan zero ODOL adalah regulasi tegas untuk melarang kendaraan angkutan barang yang melebihi dimensi (over dimension) atau muatan (over load) legal. Praktik ODOL selama ini tidak hanya memperpendek umur jalan nasional, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.

Kerugian Negara dari ODOL
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum, truk ODOL menyebabkan kerusakan infrastruktur yang berkontribusi pada kerugian sekitar Rp 43,45 triliun per tahun.
Dampak ini berasal dari biaya preservasi jalan yang meningkat karena muatan berlebih mempercepat kerusakan lapisan jalan.

Efisiensi Logistik Nasional
Dengan memberlakukan kebijakan zero ODOL, pemerintah berharap bisa meningkatkan efisiensi logistik nasional. ODOL selama ini disebut sebagai hambatan daya saing ekonomi, karena merusak infrastruktur dan memperlambat rantai distribusi barang.

Tantangan dan Kritik
Meski manfaatnya besar, kebijakan ini tidak luput dari kritik. Beberapa pihak memperingatkan kemungkinan kenaikan ongkos logistik — misalnya, truk harus lebih sering berangkat dengan muatan “normal” → potensi armada naik dan biaya distribusi meningkat.
Namun, pemerintah merespon bahwa dampak inflasi dari kebijakan zero ODOL sangat kecil (0,02%–0,14%) dan kenaikan biaya logistik masih dalam batas wajar.

Rencana Regulasi
Pemerintah dan DPR telah menyepakati pembentukan tim teknis untuk merumuskan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai landasan kuat implementasi kebijakan zero ODOL. Tim ini akan melibatkan banyak pihak: asosiasi sopir, perusahaan logistik, hingga instansi terkait — agar implementasi kebijakan bisa dilakukan secara adil dan efektif. 
Kemenperin juga mengusulkan insentif-disinsentif agar perusahaan logistik yang patuh mendapatkan keuntungan, sedangkan yang melanggar mendapat sanksi.

Keselamatan Lalu Lintas
Di samping aspek ekonomi, zero ODOL juga relevan dari sudut keselamatan. Kendaraan ODOL cenderung memiliki risiko lebih tinggi: kerusakan rem, kecelakaan karena muatan berlebih, dan sebagainya. AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menekankan ini sebagai salah satu alasan penting kebijakan zero ODOL.

Baca Juga: Pelaku Usaha Dukung Kebijakan Zero ODOL , Menko AHY Optimis Peluang Investasi Logistik Capai Rp48 Triliun

Integrasi Infrastruktur Logistik
Salah satu visi kebijakan ini adalah membangun ekosistem logistik nasional yang lebih terintegrasi: jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan bandara. Dengan infrastruktur yang lebih awet (karena tren muatan berlebih dikurangi), rantai pasok akan lebih efisien dan biaya logistik bisa ditekan.

Manfaat Strategis
Beberapa manfaat jangka panjang dari kebijakan zero ODOL:

  • Anggaran negara lebih hemat → bisa dialihkan untuk pembangunan lain

  • Infrastruktur jalan lebih awet → pemeliharaan berkurang

  • Sistem logistik lebih kompetitif → daya saing nasional meningkat

  • Kecelakaan jalan bisa berkurang → keselamatan publik lebih terjamin


FAQ

1. Apa saja tujuan utama dari kebijakan zero ODOL?
Tujuan utama kebijakan zero ODOL adalah mengurangi kerusakan jalan akibat muatan berlebih, meningkatkan keselamatan lalu lintas, dan menciptakan efisiensi logistik nasional.

2. Bagaimana kebijakan zero ODOL bisa menghemat hingga Rp 43 triliun per tahun?
Angka penghematan sebesar Rp 43 triliun berasal dari estimasi pengurangan biaya pemeliharaan jalan nasional yang selama ini tinggi karena kerusakan akibat kendaraan ODOL.

3. Apakah kebijakan zero ODOL akan menaikkan biaya logistik?
Menurut BPS dan Kemenhub, dampak kenaikan biaya logistik dari kebijakan zero ODOL diprediksi kecil (sekitar 3,3%), dan dampak inflasi juga sangat minimal (0,02%–0,14%).

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini