Jumat, 21 November, 2025

Bahlil Ungkap Indonesia Bangun PLTS 100 Gigawatt Tanpa Dana APBN, Kolaborasi Swasta Jadi Kunci

PLTS 100 Gigawatt, Langkah Besar Menuju Kemandirian Energi Nasional

Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap energi hijau. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengumumkan rencana ambisius pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt yang akan dilakukan tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam acara Indonesia Langgas Benergi di Anjungan Sarinah, Jakarta (Selasa, 7 Oktober 2025), Bahlil menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

“Kita akan mengerjakan proyek ini tanpa memakai dana APBN. Sedikit sekali. Kita akan pakai kolaborasi dengan swasta. Contoh di PLN, kita ke depan akan membangun solar panel 80–100 gigawatt,” ujar Bahlil.

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Jadi Tulang Punggung

Proyek raksasa ini melibatkan kerja sama strategis antara PT PLN (Persero) dan sejumlah mitra swasta nasional maupun internasional. Pemerintah akan membuka peluang investasi melalui skema pinjaman lunak luar negeri dan investasi hijau berkelanjutan.

Dengan pola ini, proyek PLTS tidak akan membebani keuangan negara, tetapi tetap berkontribusi besar pada target bauran energi nasional.

Menurut Bahlil, model pembiayaan seperti ini juga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap kebijakan energi hijau Indonesia.

Investasi untuk Masa Depan Generasi Muda

Bahlil menekankan bahwa pembangunan PLTS 100 GW bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi juga investasi jangka panjang untuk generasi muda Indonesia, terutama generasi Gen Z yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan energi.

“Kita ingin generasi muda bisa menikmati hasil dari transisi energi ini. Bukan hanya soal listrik, tapi juga soal masa depan bumi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.

Selain menciptakan energi bersih, proyek ini diproyeksikan akan membuka ribuan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan dan industri pendukung seperti panel surya, baterai, serta teknologi penyimpanan energi.

Dukungan untuk Program Energi Baru Terbarukan (EBT)

Langkah ini sejalan dengan program Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Melalui proyek ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transisi energi menuju net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

PLTS 100 GW juga diharapkan menjadi tonggak kemandirian energi nasional, memperkuat ketahanan energi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan dari PLTS 100 Gigawatt

Pembangunan PLTS dalam skala besar akan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi nasional.
Beberapa manfaat utama proyek ini antara lain:

  • 💡 Menurunkan emisi karbon nasional secara drastis.

  • 🌱 Mendorong ekonomi hijau melalui investasi berkelanjutan.

  • ⚙️ Meningkatkan kapasitas industri energi lokal melalui transfer teknologi.

  • 👷‍♂️ Membuka lapangan kerja baru di sektor energi dan manufaktur hijau.

  • 🏭 Mengurangi ketergantungan impor energi fosil dan memperkuat cadangan listrik nasional.

Tantangan Implementasi dan Solusi Pemerintah

Meski potensinya besar, proyek PLTS 100 GW juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam aspek pembiayaan, ketersediaan lahan, dan infrastruktur transmisi listrik.

Pemerintah tengah menyiapkan berbagai kebijakan pendukung seperti:

  • Penyederhanaan perizinan investasi energi terbarukan.

  • Insentif pajak untuk investor hijau.

  • Skema Power Purchase Agreement (PPA) jangka panjang antara PLN dan pengembang PLTS.

  • Fasilitas kredit hijau dengan bunga rendah dari lembaga keuangan internasional.

Dengan langkah-langkah ini, pemerintah optimistis proyek dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Baca Juga: AHY Dukung Program Strategis Sekolah Garuda: Langkah Nyata Wujudkan SDM Unggul Indonesia


FAQ: Bahlil Ungkap Indonesia Bangun PLTS 100 Gigawatt Tanpa Dana APBN

1. Siapa yang memprakarsai proyek PLTS 100 GW?
Proyek ini diprakarsai oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan sektor swasta.

2. Apakah proyek ini menggunakan dana APBN?
Tidak. Proyek ini tidak menggunakan dana APBN, melainkan mengandalkan investasi dan kolaborasi swasta.

3. Apa tujuan utama pembangunan PLTS 100 gigawatt ini?
Untuk memperkuat ketahanan energi nasional, mempercepat transisi energi bersih, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

4. Bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Proyek ini diharapkan membuka lapangan kerja, meningkatkan kualitas lingkungan, serta menurunkan harga listrik dalam jangka panjang.

5. Kapan proyek ini mulai dijalankan?
Pemerintah menargetkan tahap awal pembangunan dimulai pada 2026 setelah proses studi kelayakan dan pembiayaan selesai.

6. Apakah proyek ini mendukung program net zero emission?
Ya, proyek ini menjadi bagian penting dari upaya Indonesia mencapai target net zero emission sebelum tahun 2060.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini