TajukPolitik – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengibaratkan Gibran Rakabuming Raka yang maju cawapres dengan sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama.
Kepala BPOKK DPP Demokrat, Herman Khaeron menilai pernyataan Hasto tidak pantas disampaikan ke publik.
“Pernyataan Hasto tidak pantas dan emosional jika Gibran disamakan dengan sopir truk,” kata Herman kepada wartawan, Minggu (31/3).
Herman tidak setuju dengan analogi Hasto. Dia meminta Hasto tidak merendahkan Gibran soal usia mudanya.
Sebelumnya, Hasto mengibaratkan Gibran Rakabuming Raka yang maju cawapres dengan sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim. Hasto menilai keduanya sama-sama belum cukup usia dalam menjalani masalah yang ada.
“Beberapa waktu lalu ada kecelakaan seorang anak usia 17 tahun, sopir truk ternyata SIM dia tidak punya, kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya,” ujar Hasto dalam diskusi ‘Sing Waras Sing Menang’ yang disiarkan secara daring, Sabtu (30/3).
Hasto menilai usia Gibran belum mencukupi untuk menjalan persoalan yang kompleks tersebut. Menurutnya, sesuatu yang tidak ideal hanya akan menciptakan kerusakan.
“Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi,” ucapnya.
Gibran pun merespon apa yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tersebut.
“Emangnya saya nabrak siapa,” terang Gibran usai menghadiri peringatan Nuzulul Quran dan Haul Sheikh Zayed Al Nahyan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Sabtu (30/3) malam.
Putra sulung Presiden Jokowi ini menyampaikan terima kasih kepada politis senior PDIP tersebut atas masukannya.
“Ya udah lah ngikut Pak Hasto. Terima kasih Pak Hasto untuk masukannya,” ungkap dia.