Tajukpolitik – Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebut PDIP dalam posisi dilematis ketika mendengar rumor putra sulung Presiden Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto.
Menurut Ujang, rumor kalau Walikota Solo itu dipasangkan dengan Prabowo tidak terlepas dari peran Presiden Jokowi.
Jokowi lah yang akhirnya berhasil membuat PDIP dalam posisi dilematis. Karena PDIP dalam posisi jika Gibran benar-benar menjadi Cawapres Prabowo sulit untuk menolak permainan catur politik Jokowi.
Apalagi, lanjut Ujang, dalam sebuah pidato nya, Jokowi pun menyampaikan siapapun bisa menjadi Cawapres, termasuk Gibran Rakabuming Raka.
Alhasil, tak ada pilihan lain bagi PDIP selain untuk menerima skema yang sedang dimainkan oleh Jokowi.
“Tidak ada pilihan bagi PDIP, sulit untuk menolak skema Jokowi. Kelihatannya PDIP pasrah dengan konteks itu,” tutur Ujang, Senin (2/10).
Ujang mengamati, posisi PDIP belakangan ini seolah dikepung oleh Jokowi, dengan menaruh anak-anaknya menjadi pion politik.
“Karena kita lihat indikasinya, bahwa Kaesang jadi ketum PSI, di saat yang sama Gibran dipersiapkan Jokowi untuk cawapresnya Prabowo,” pungkas Ujang.
Untuk diketahui, saat ini santer terdengar kabar jika Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat cawapres Prabowo Subianto.
Akan tetapi, kalau ingin Gibran menjadi cawapres saat ini belum bisa. Sebab, dalam UU Pemilu, usia minimal capres dan cawapres adalah 40 tahun, sedangkan Gibran saat ini baru berusia 36 tahun.
Gibran akan menjadi cawapres nya Prabowo jika memang UU Pemilu yang sekarang sedang dilakukan judical review di kabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun, tak akan jadi kenyataan jika MK menolak gugatan usia minimal capres dan cawapres diturunkan menjadi 35 tahun.