TajukPolitik – Perolehan suara sementara hasil pemilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir.
Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, publik melihat dengan penuh curiga hal tersebut.
Hal ini lantaran sangat anomali dibandingkan dengan partai yang lainnya.
“Hanya PSI yang naik signifikan, sementara yang lain kandai cenderung stagnan,” kata Adi, Senin (4/3).
Secara logika politik, Adi menjelaskan jika data sudah masuk di atas 60 persen, naik turunnya perolehan suara partai atau pun caleg biasanya datar, tak ada lonjakan-lonjakan yang signifikan.
“Ini yang perlu diinvestigasi untuk mengetahui datanya secara akurat agar semua transparan,” ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.
Namun, lanjut dia, mungkin juga data suara PSI naik signikan itu karena suara yang diinput di Sirekap berasal dari basis-basis PSI, misalnya Jakarta, sebagian di Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Tapi di luar itu basis PSI lemah dan di Sirekap potensial stagnan atau menurun persentasenya.
“Dan yang paling penting real count KPU versi Sirekap itu bukan hasil resmi perolehan suara. Yang resmi tetaplah hitung manual yang saat ini penghitungannya masih berjenjang dari tps, kecamatan, dan seterusnya. Karenanya publik harus mengawal hasil manual ini,” pungkasnya.
Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) telah berakhir pada 2 Maret 2024.
Merujuk pada situs resmi KPU, progres surat suara yang telah masuk ke sistem Sirekap baru mencapai 65,82% atau 541.820 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total keseluruhan mencapai 823.236 TPS pada Minggu (03/03).
Namun ada “anomali” perolehan suara yang terjadi pada tiga partai jika dibandingkan dengan hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya berdasarkan hasil hitung cepat versi lembaga survei Indikator memperoleh 10,64% suara. Tapi di Sirekap naik menjadi 11,54% atau ada penambahan sekitar 0,9%
Kemudian Partai Gelora mendapat 0,88% suara dalam hitung cepat. Sementara dalam rekapitulasi di Sirekap naik menjadi 1,49% atau ada penambahan sebesar 0,61%.
Selanjutnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam hitung cepat hanya memperoleh angka 2,66% suara. Namun di Sirekap naik menjadi 3,13% atau ada penambahan 0,47%.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, menyebut kenaikan suara PSI dengan sebutan “ledakan”. Sebab menurutnya fenomena ini berbeda dengan naik dan turunnya suara partai lain di Pemilu 2024 yang terlihat smooth.
“PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara perolehan suara PSI ‘meledak’ hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini,” tulis Burhanuddin di media sosial X miliknya.