TajukPolitik – Pengamat politik Rocky Gerung, menganalisa sebenarnya dinamika politik hari ini diarahkan untuk penundaan pemilu.
Dia menilai, aparat kekuasaan dimobilisasi untuk penundaan pemilu dan itu berbahaya.
Rocky turut mengaitkan mobilisasi yang dimaksud untuk penundaan pemilu itu dengan perpanjangan jabatan yang digaungkan kepala-kepala daerah beberapa waktu terakhir.
Bahkan, mendapatkan dukungan dari salah satu partai yang memiliki perwakilan parlemen di DPR RI.
“Bukan termasuk, justru itu (mobilisasinya),” ujar Rocky, di Asrama Haji Pondok Gede, Rabu (15/2).
Oleh karena itu, ia menekankan, akan memberikan dukungan kepada partai-partai manapun yang ingin membawa perubahan terhadap bangsa Indonesia.
Rocky menegaskan, perubahan itu bukan cuma dari sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi), melainkan juga perubahan dari rezim.
Terkait sistem pemilu proporsional tertutup atau terbuka, ia mengaku sudah mendengar info-info yang menyatakan hasilnya akan tertutup. Rocky merasa, di Indonesia proporsional tertutup bisa bagus kalau sistem politiknya terbuka.
“Tapi, kalau sistem politiknya tertutup, di partai tertutup, pemilunya tertutup akan makin buruk,” kata Rocky.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung usai menjadi salah satu panelis dalam diskusi panel yang digelar dalam Rakernas I Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede. Rocky mengisi diskusi panel bersama pengamat politik lain, Chusnul Mar’iyah.
Isu penundaan pemilu belakangan juga disinggung oleh anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman saat mempertanyakan sejumlah hal kepada Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana. Salah satunya terkait kabar adanya dana besar untuk menunda pemilihan umum (Pemilu) 2024.
“Saya kan di parlemen ini kan mencium baunya, harumnya. Mendengar ada, kebisingan ya kan. Seperti itu, itu saja,” kata Benny ditemui Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/2).
Akan tetapi, Benny tidak bisa memastikan apakah aliran dana besar itu benar digunakan untuk menunda Pemilu.