Tajukpolitik – Sikap PDIP ngotot pemilu tertutup menjadi perhatian luas bagi seluruh rakyat. Bahkan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menuliskan pandangannya terkait wacana perubahan sistem pemilu yang diinisasi oleh PDIP ini.
Menurut SBY, tidak tepat mengubah sistem pemilu tanpa adanya kegentingan. Pernyataan tersebut dibalas Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Hasto menyentil sikap Partai Demokrat dahulu, yang juga mengubah sistem pemilu proporsional tertutup atau coblos partai menjadi sistem proporsional terbuka atau coblos caleg.
Hasto mengingatkan, pada tahun 2008 lalu, ketika SBY menjabat di periode pertamanya, sejumlah kader Demokrat melakukan perubahan melalui judicial review sistem pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Saat itu empat bulan sebelum Pemilu 2009.
Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi Partai Demokrat, Irwan Fecho, menjawab kritik Hasto. Menurut Irwan, pernyataan SBY soal perubahan sistem pemilu yang tengah bergulir di MK saat ini, menekankan pada kepentingan dan urgensinya sehingga diharuskan adanya perubahan.
“Pesan Pak SBY jelas sekali. Tanya dulu kehendak rakyat! Urgensi dan alasan kuat untuk mengubah sistem pemilu saat ini apa? Itu yang ditanyakan Pak SBY. Harusnya fokus jawab itu. Bukan justru membandingkan perubahan sistem pemilu di 2008,” tegas Irwan kepada wartawan, Senin (20/2).
Irwan mengatakan perubahan sistem pemilu 2008 saat SBY menjabat sebagai presiden, murni karena kehendak rakyat. Perubahan sistem pemilu di 2008 dilakukan lantaran pekerjaan rumah pasca reformasi yang belum diselesaikan pemimpin pemerintahan sebelumnya.
Namun, lanjutnya, saat ini perubahan sistem pemilu mendapat penolakan keras dari berbagai pihak. Bahkan, delapan Fraksi di DPR RI tegas menolaknya. Hanya PDIP yang mendukung dan mendorong agar terjadi perubahan sistem pada Pemilu 2024.
“Sistem pemilu tertutup itu warisan orba (orde baru). Apakah Hasto mau kembali ke sistem orba? Rakyat berhak memilih langsung wakilnya sesuai yang mereka inginkan dalam pemilihan langsung. Rakyat bisa menagih langsung ke wakil rakyat yg mereka pilih dibanding wakil mereka yang dipilih oleh elit partai,” pungkas Irwan.