TajukPolitik – Analis Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Ali Armunanto menyoroti peluang akan pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2024.
Namun dirinya tak begitu yakin hal tersebut akan mudah diwujudkan oleh koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS mengingat situasi politik yang masih dinamis.
Tak hanya itu, terdapat juga isu adanya upaya pihak tertentu untuk melakukan kartel partai untuk menjegal tak hanya mantan menteri pendidikan tersebut, tetapi juga Ganjar Pranowo.
Tak hanya itu, terdapat juga isu adanya upaya pihak tertentu untuk melakukan kartel partai untuk menjegal tak hanya mantan menteri pendidikan tersebut, tetapi juga Ganjar Pranowo.
Jika kartel ini terjadi, Anies bisa batal maju. Sebab, walaupun PKS dan Demokrat berkoalisi, tetap tidak bisa mengusung karena tidak memenuhi syarat jumlah kursi.
Terkait potensi, jika paket itu jadi, akan sangat kuat. Saat ini, sosok Anies memang sangat diburu oleh tokoh-tokoh pemilik partai yang ingin maju, tetapi tidak punya cukup elektabilitas.
Seperti AHY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat melihat bahwa Anies itu tidak satu kubu dengan pemerintahan sekarang.
“Jadi memang dengan kehadiran Anies itu akan memberi kekuatan kepada Partai Demokrat sendiri dan itu juga akan berimbas positif pada perolehan suara partai,” katanya.
Jadi bukan hanya pada suara Pileg, tetapi juga suara Pilpres. Karena tentu simpatisan Anies juga tentu akan terdorong untuk berafiliasi ke Demokrat.
Di sisi lain, Demokrat juga harus mencari koalisi supaya bisa mencalonkan AHY. Yang paling dekat untuk bisa diajak adalah PKS.
Mengajak Jusuf Kalla alias JK juga punya konsiderasi. JK memang tokoh yang punya kekuatan jaringan politik. Hanya saja, sekarang ini beberapa partai politik yang pernah dikendalikan JK sudah agak susah dikendalikan.
Golkar, misalnya. Juga PPP. Suharso Monoarfa sudah dipecat dan diganti orang lain sebagai Ketua Umum PPP. Sehingga walaupun didukung JK dengan jaringan politik yang cukup luas, yakin tidak bisa memberikan tambahan partai.
Di sisi bisnis, jaringan informal seperti organisasi-organisasi itu tetap memberi kekuatan. “Tetapi untuk partai, grade Pak JK agak lemah sekarang,” jelas Ali.