TajukPolitik – Politisi PDI Perjuangan (PDI-P), Andreas Hugo Pareira mengatakan konflik PDIP dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan perseteruan kepentingan nasional versus kepentingan keluarga.
Hal itu disampaikan Andreas Hugo Pareira saat tampil pada program Dialog Sapa Indonesia Pagi di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta, Selasa (01/11).
“Jadi masalahnya di sini adalah masalah kepentingan nasional versus kepentingan keluarga, itu yang terjadi dan itu yang saya kira hal substansi yang menjadi persoalan kita,” kata Andreas.
Lanjut dikatakan, pada posisi ini, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu hanya mengekspresikan apa yang dirasakan publik saat ini.
“PDI Perjuangan di sini mengekspresikan apa yang dirasakan, apa yang dilihat, apa yang dialami, termasuk terhadap PDI perjuangan sendiri, itu adalah masalah kepentingan nasional versus kepentingan keluarga yang terjadi, dan itu adalah kepentingan kita bersama bukan hanya PDI Perjuangan,” imbuh Andreas.
Sebab, kata Andreas, selain PDI Perjuangan, ada juga respons dari berbagai kelompok masyarakat yang merasa kepentingan nasional dalam pelaksanaan pemilu ‘terendus’ kepentingan keluarga.
“Itu merupakan ekspresi dari bagaimana mereka melihat kepentingan nasional ini diobrak-abrik oleh kepentingan keluarga dan proses itu yang terjadi,” ujar Anggota Komisi X DPR RI itu.
“Saya lihat apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi sekarang itu sangat-sangat jelas menunjukkan bagaimana kepentingan keluarga itu mendominasi di dalam proses pengambilan keputusan kemarin dan itu sekarang menjadi persoalan,” tambah Andreas.
Andreas juga menyebut, persoalan konstitusi tidak semata menjadi tanggungjawab PDIP, tapi semua elemen bangsa Indonesia.
“Kalau PDI-P mengekspresikan apa yang dirasakan, apa yang dilihat dan itu adalah kepentingan kita semua bukan hanya kepentingan PDI Perjuangan, persoalan konstitusi itu adalah persoalan bangsa dan negara bukan persoalan PDI Perjuangan saja,” tegas Andreas.
Dinamika politik ini, kata Andreas, juga direspon berbagai kalangan lantran dinilai telah mengganggu kepentingan nasional proses pemilu.
“Dan itu juga kan direspons oleh banyak pihak dari berbagai kelompok kalangan, baik dari kalangan grass root sampai kalangan cendikiawan, para pemerhati politik, para aktivis, itu memperhatikan proses yang terjadi dalam minggu-minggu terakhir ini yang mengganggu kepentingan nasional kita yang berkaitan dengan proses pemilu yang jujur, adil, bebas, rahasia,” pungks Andreas Hugo.
Seperti diketahui konflik anatara PDIP dengan Jokowi bermula dari Gibran Rabuming Raka yang melompat menjadi cawapres Prabowo Subianto.