“Indonesia harus menjadi motor penggerak dalam menuntut keadilan bagi Palestina. Konferensi internasional tersebut bisa menjadi momen penting untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya,” tambahnya.
Sebelumnya, pada Jumat (30/5), Katz mengumumkan niatnya untuk membangun negara Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat, sehari setelah otoritas Israel mengumumkan pendirian 22 permukiman baru di sana. Dalam pernyataannya, ia menyindir para pemimpin Eropa, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengakui negara Palestina secara diplomatik.
“Kami akan membangun di atas tanah nyata, bukan hanya dokumen. Mereka boleh mengakui Palestina di atas kertas, tapi kami akan memperkuat eksistensi Yahudi di lapangan,” ujar Katz dalam kunjungannya ke pos pemukiman Sa-Nur, yang pernah dievakuasi pada 2005.
Langkah Israel ini kembali memicu sorotan dunia. PBB telah berulang kali menegaskan bahwa permukiman di Tepi Barat melanggar hukum internasional dan menjadi penghalang utama menuju perdamaian.
“Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur,” imbuhnya, dilansir kantor berita AFP, Jumat (30/5).
Katz menyampaikan hal itu saat berkunjung ke pos terdepan permukiman Sa-Nur di Tepi Barat utara.
Penduduk Sa-Nur dievakuasi pada tahun 2005 sebagai bagian dari penarikan Israel dari Gaza, yang dipromosikan oleh perdana menteri saat itu Ariel Sharon.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967.