TAJUKNASIONAL.COM Pemerintah menargetkan optimalisasi peluang ekonomi dalam ekosistem penyelenggaraan haji dan umrah melalui pemanfaatan sektor pangan untuk jemaah Indonesia di Tanah Suci. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), bersama Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf, telah memetakan potensi pendapatan yang diperkirakan mencapai Rp5–60 triliun per tahun hanya dari sektor penyediaan makanan.
Zulhas menjelaskan bahwa pemerintah telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Ekosistem Pangan Haji dan Umrah, yang bertugas mengatur strategi keterlibatan pelaku usaha nasional dalam suplai makanan jemaah. Ia menilai potensi pasar sangat besar karena Indonesia setiap tahun memberangkatkan 221.000 jemaah haji serta sekitar 1,7 juta jemaah umrah.
Baca Juga: Menko Pangan Zulkifli Hasan Paparkan Keberhasilan Perhutanan Sosial pada Dubes Eropa
Namun, ia menyoroti bahwa selama ini sebagian besar kebutuhan konsumsi jemaah masih dipenuhi oleh pemasok luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan secara bertahap mengambil porsi penyediaan melalui produsen pangan dalam negeri sehingga nilai ekonomi tidak seluruhnya keluar ke negara lain.
Zulhas menilai langkah ini dapat berdampak langsung pada efisiensi biaya perjalanan ibadah. “Setidaknya kalau makanan kita ongkosnya bisa lebih turun, ini akan bermanfaat untuk jemaah. Sekurang-kurangnya ongkos haji tidak naik, bahkan bisa turun,” katanya di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Menurutnya, keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok makanan jemaah akan membantu menekan anggaran besar yang selama ini dialokasikan untuk konsumsi selama di Tanah Suci, sekaligus membuka peluang bisnis bagi UMKM dan industri pangan dalam negeri.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



