TAJUKNASIONAL.CO Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan tidak boleh berhenti pada rencana. “Planning is everything, tetapi tanpa eksekusi, semua hanya akan menjadi kertas kosong,” tegas Menko AHY.
Ia mengingatkan bahwa pembangunan perkotaan selalu menghadapi trilemma: kecepatan, biaya, dan kualitas. Dengan anggaran terbatas, pemerintah pusat dan daerah perlu menentukan prioritas secara tepat agar pembangunan tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas dan ramah lingkungan.
Menurut Menko AHY, kota-kota besar menghadapi tantangan klasik seperti kemacetan, polusi, krisis air bersih, penurunan muka tanah, hingga masalah sampah. Solusinya harus berbasis inovasi, seperti transportasi publik listrik, energi terbarukan, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
“Kota adalah pusat kehidupan—ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga pertahanan. Karena itu, membangun kota berarti membangun masa depan bangsa,” ungkapnya.
Dalam visi KPN 2045, terdapat lima fondasi utama: infrastruktur hijau dan tahan bencana, layanan dasar yang merata, ekonomi inklusif, tata kelola adaptif dan bersih, serta pembiayaan inovatif.
Peluncuran KPN 2045 juga menyoroti fakta urbanisasi yang makin pesat. Jika pada 2010 mayoritas penduduk sudah tinggal di kota, maka pada 2045 jumlahnya diprediksi mencapai 72,9 persen. Namun, kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi masih relatif kecil, sehingga strategi perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan sangat dibutuhkan.
Acara peluncuran dihadiri Menko AHY bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Wamen PU Diana Kusumastuti, Wamen Perumahan Fahri Hamzah, serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI