“Jangan berhenti di pengecekan saja. Harus ada tindak lanjut pengobatan dan rehabilitasi, agar manfaatnya benar-benar dirasakan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pergeseran fungsi puskesmas yang kini lebih fokus pada pelayanan kuratif akibat tingginya jumlah pasien.
Menurutnya, edukasi keluarga pasca pengobatan menjadi hal penting untuk mencegah penyakit kambuh, khususnya pada penyakit tidak menular seperti hipertensi.
Selain itu, Cellica memaparkan bahwa program makan bergizi gratis menyasar anak-anak dari TK hingga SMA/SMK, balita non-PAUD, serta ibu hamil dan menyusui.
Program ini berada di bawah kewenangan Badan Gizi Nasional.
“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting, agar benar-benar siap menyambut Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Baca juga: Menko AHY Resmikan Sentra Pangan dan Penyediaan Gizi di Bekasi, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Cellica menegaskan bahwa keberhasilan MBG dan CKG sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dukungan kepala daerah, dinas kesehatan, puskesmas, hingga partisipasi masyarakat menjadi faktor penentu keberhasilan.
“Tanpa kolaborasi, program ini tidak akan maksimal. Semua pihak harus bergerak bersama,” pungkasnya.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI