Target Pertumbuhan Realistis Tapi Tidak Mudah
Target pertumbuhan 5,2–5,8% dipandang realistis namun penuh tantangan. Untuk itu, Fraksi Demokrat mendorong hilirisasi industri, diversifikasi ekspor, serta perlindungan daya beli masyarakat melalui belanja sosial yang adaptif.
Mereka juga menuntut respons cepat pemerintah terhadap gelombang PHK yang terjadi di awal 2025. Sektor padat karya, proyek lumbung pangan, dan program lapangan kerja harus dipercepat agar tidak terjadi ledakan pengangguran.
Energi, Pajak, dan Lingkungan Jadi Titik Kritis
Fraksi Demokrat menyambut baik target lifting migas, namun meminta pemerintah tak abai dalam eksplorasi cadangan baru dan pembenahan tata kelola sektor energi. Komitmen pada transisi energi dan penurunan emisi karbon tetap dinilai harus jadi prioritas, termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Di sisi pendapatan negara, reformasi perpajakan menjadi sorotan penting. Core Tax Administration System harus diiringi pengawasan ketat dan mitigasi penyimpangan. Mereka juga meminta penguatan PNBP sektor sumber daya alam dan digitalisasi perpajakan untuk meningkatkan efektivitas pemungutan pajak.
Soal utang, Demokrat meminta agar asumsi bunga Surat Utang Negara (SUN) dan rasio utang dijaga dalam prinsip kehati-hatian fiskal untuk melindungi kredibilitas keuangan negara dalam jangka panjang.
Lima Titik Tekan Rekomendasi Demokrat
Mengakhiri pandangannya, Fraksi Demokrat menyampaikan lima rekomendasi utama yang menjadi kerangka perjuangan mereka dalam pembahasan lanjutan:
- Menjadikan APBN sebagai jangkar stabilitas nasional di tengah ketidakpastian global.
- Mendorong reformasi penerimaan negara yang adil dan adaptif terhadap perubahan zaman.
- Mengarahkan belanja negara untuk menghasilkan transformasi nyata, bukan sekadar pengeluaran rutin.
- Memastikan penciptaan lapangan kerja yang merata dan konkret, khususnya untuk kalangan rentan.
- Menjadikan krisis sebagai peluang reformasi, termasuk pengembangan pembiayaan inovatif di luar skema konvensional.