TajukPolitik – Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho, mengatakan kelompok gen Z yang bakal disasar partai politik, karena kunci untuk membuat perubahan. Bukan semata menjadi kunci kemenangan pada Pemilu 2024.
“Apa gunanya menang kalau hasilnya masih gini-gini aja?” kata Irwan ketika berbicara di peluncuran microsite Gen Z Memilih yang digelar IDN Times, Senin (13/2) di IDN HQ, Jakarta Selatan.
Irwan menilai perubahan itu sudah mulai terjadi ketika pada 2024 bakal terjadi perubahan rezim. Oleh sebab itu, Partai Demokrat sudah beradaptasi untuk bisa memenangkan pemilu. Untuk menggaet suara anak muda yang diprediksi mencapai 70 juta.
Kepengurusan Partai Demokrat sendiri sudah dihuni oleh anak-anak muda. Bahkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah ketua umum parpol termuda.
Irwan menegaskan kalau Demokrat sudah memulai pada tahun 2020 dengan memilih AHY sebagai ketua Umum.
“Artinya, permasalahan regenerasi kepemimpinan di kami sudah tuntas. Saya sebagai ketua DPD kaltim 75 persen pengurusnya adalah anak muda,” tutur Irwan.
Ia menambahkan Demokrat menyadari bahwa anak-anak muda Indonesia tidak antipati terhadap isu sosial politik. Berdasarkan data yang ada, 43 persen anak-anak muda di Indonesia mengikuti isu sosial politik.
“Sebanyak 30 persen anak muda terlihat aktif mengomentari isu sosial politik di media sosial. Namun, hanya 5 persen saja yang aktif turun ke jalan,” ujar Irwan.
Lebih lanjut, menurut Irwan, anak muda kini tak bisa diberi jargon semata yang sesuai visi, misi dan aspirasi mereka. Isu kesejahteraan kini menjadi salah satu isu yang paling diperhatikan anak muda.
“Artinya, mereka ingin setelah lulus bisa memperoleh pekerjaan, menciptakan usaha, dan melanjutkan pendidikan,” kata dia.
Irwan pun menyebut Partai Demokrat terbuka bagi semua anak muda untuk bergabung. Termasuk, yang berasal dari pedesaan atau nelayan.
“Buktinya saya berasal dari kampung dan merupakan anak nelayan, berhasil masuk ke dalam dunia politik,” tutur dia lagi.
Sementara, ketika ditanya alasan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan mahasiswa memilih tak kembali ke Indonesia usai berada di luar negeri, menurut Irwan, karena tak difasilitasi pemerintah. Di sisi lain, kata dia, Tenaga Kerja Asing (Tenaga Kerja Asing) melampaui dari jumlah ketentuan yang dibolehkan untuk mengerjakan pekerjaan kasar.
“Lapangan kerja juga tidak bertumbuh. Kalau TKA nya banyak lapangan kerja kurang terus gimana generasi-generasi kita mau balik, setelah selesai menyelesaikan kuliah di sana?” kata dia.
Irwan juga menyebut PMI yang sudah bersedia kembali untuk membuka usaha tetapi dibuat ciut karena regulasi yang ketat. “Mau bikin usaha, penelitian, regulasinya dipersulit. Itu juga yang membuat mereka malas kembali,” tutur dia.
Lebih lanjut, Irwan juga menyentil kebijakan pemerintahan saat ini yang malah menggabungkan posisi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan. Padahal, isu lingkungan hidup harus menjadi prioritas.
“Lingkungan itu tidak hanya bicara kehutanan, tapi juga perindustrian yang ada limbah. Nah, ini kemudian juga mempengaruhi komitmen kita terhadap perubahan iklim ini,” kata dia.
Irwan juga menyebut seandainya nanti Demokrat bisa memenangkan pemilu dan kembali berkuasa, maka posisi struktural Kemeterian LHK akan dikembalikan.
“Kementerian Lingkungan Hidup kami kembalikan (fungsinya), Kementerian Kehutanan kami dirikan secara terpisah. Hal ini demi menjamin kelangsungan hidup untuk Indonesia,” ujarnya.