Senin, 2 Juni, 2025

Partai Demokrat Desak Pemerintah RI Segera Ambil Tindakan untuk Hadapi Dampak Tarif Impor AS Baru

TajukNasional 9Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan, meminta pemerintah Indonesia segera merespons kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April 2025. Dalam kebijakan tersebut, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.

Marwan menegaskan bahwa kebijakan ini berpotensi mengguncang iklim perdagangan internasional dan dapat berdampak serius pada perekonomian Indonesia. Ia menyoroti bahwa pemerintah perlu segera mencari solusi untuk mengatasi potensi dampak negatif dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.

“Pemerintah harus segera mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi dampak perang tarif ini dan mencari solusi konkret untuk menghadapi situasi tersebut,” kata Marwan, Kamis (3/4/2025).

Menurut Marwan, tarif baru ini bisa berdampak pada beberapa sektor ekonomi Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah, harga emas, serta neraca perdagangan dengan AS. Produk-produk unggulan Indonesia, seperti mesin dan peralatan listrik, garmen, minyak nabati, alas kaki, dan hasil perikanan, berisiko kehilangan daya saing di pasar AS akibat tarif yang lebih tinggi.

“Dengan tarif yang lebih tinggi, barang-barang asal Indonesia menjadi lebih mahal di pasar AS, yang bisa menurunkan daya saing produk-produk tersebut,” ujar Marwan, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Demokrat.

Marwan menambahkan bahwa sektor-sektor yang sangat bergantung pada ekspor ini menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dampak langsung dari kebijakan ini dapat dirasakan oleh jutaan pekerja di sektor manufaktur. Namun, ia mengakui bahwa dampak langsung terhadap Indonesia mungkin tidak sebesar yang dirasakan negara-negara Asia Pasifik lainnya seperti China, Jepang, dan Vietnam.

Berdasarkan riset dari Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia mungkin tidak akan merasakan dampak yang begitu besar, namun potensi dampak tidak langsung tetap perlu diwaspadai. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Amerika Serikat mengalami defisit neraca perdagangan yang signifikan dengan Indonesia pada 2023 dan 2024, yakni masing-masing sebesar 11,97 miliar dolar AS dan 16,08 miliar dolar AS.

Meski demikian, Marwan mengatakan bahwa Indonesia tetap harus mengantisipasi penurunan permintaan ekspor dari negara-negara mitra utama seperti China dan Jepang, yang dapat memengaruhi produk-produk Indonesia, serta menghambat pertumbuhan sektor industri yang tergantung pada rantai pasok global.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, Marwan mengusulkan beberapa langkah strategis, antara lain dengan mendiversifikasi pasar ekspor dan memperluas hubungan perdagangan dengan negara-negara selain AS. Ia juga menekankan pentingnya perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara potensial yang dapat membuka pasar alternatif bagi produk Indonesia.

Lebih lanjut, Marwan menyarankan agar pemerintah memberikan insentif pajak dan subsidi kepada industri yang terdampak untuk menjaga daya saing serta stabilitas sektor manufaktur. Di sektor keuangan, ia mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui kebijakan moneter yang fleksibel.

“Bank Indonesia harus memaksimalkan cadangan devisa dan melakukan intervensi pasar untuk menghindari gejolak yang berlebihan. Selain itu, Indonesia perlu bernegosiasi dengan AS dalam forum bilateral untuk mendapatkan pengecualian tarif atau memperbarui program Generalized System of Preferences (GSP) agar produk Indonesia tetap mendapatkan akses preferensial ke pasar AS,” ujar Marwan.

Marwan menyimpulkan bahwa meskipun kebijakan Trump menghadirkan tantangan baru, risiko yang ditimbulkan masih bisa dikelola dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat. Dengan pendekatan yang menyeluruh, termasuk diversifikasi pasar, kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif, serta diplomasi perdagangan yang aktif, Marwan yakin Indonesia dapat tetap mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhannya dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru terhadap produk-produk asal Indonesia, dengan tarif mencapai 32 persen. Keputusan ini diumumkan pada Rabu, 2 April 2025, waktu setempat. Trump menjelaskan bahwa AS mengenakan tarif dasar 10 persen untuk semua produk impor dan memperkenalkan tarif individual untuk 60 negara, termasuk Indonesia, yang dihitung berdasarkan tarif yang dibebankan negara-negara tersebut kepada AS.

Trump menggambarkan pengumuman tarif ini sebagai salah satu hari terpenting dalam sejarah Amerika, menyebutnya sebagai deklarasi kemerdekaan ekonomi bagi negara tersebut.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini