TAJUKNASIONAL.COM Ketegangan di Jalur Gaza kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara di tengah kesepakatan gencatan senjata yang masih berlaku dengan Hamas.
Serangan ini terjadi tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk melakukan operasi besar-besaran ke wilayah Gaza.
Netanyahu berdalih, perintah itu dikeluarkan setelah Hamas diduga melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati awal Oktober lalu.
“Hamas telah melanggar kesepakatan damai dan Israel tidak akan tinggal diam menghadapi provokasi ini,” kata Netanyahu dalam pernyataannya yang dikutip media setempat, Rabu (29/10).
Sedikitnya dua orang tewas dan empat lainnya luka-luka akibat serangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kawasan Sabra serta area di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza utara.
Namun, Hamas menyebut korban tewas mencapai sembilan orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca Juga:Jaga Semangat Olimpiade! Seruan Keras IOC untuk Indonesia yang Tolak Atlet Israel
Israel Tuding Hamas Langgar Gencatan Senjata
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menuduh Hamas menyerang pasukan IDF (Israel Defense Forces) di Gaza tanpa menyebut lokasi spesifiknya.
“Serangan Hamas hari ini terhadap tentara IDF di Gaza merupakan pelanggaran batas, yang akan ditanggapi dengan kekuatan besar,” ujar Katz dikutip dari AFP.
Militer Israel belum memberikan keterangan resmi, namun kepada Reuters, seorang pejabat militer menyebut bahwa Hamas memang melanggar kesepakatan dengan menyerang pasukan Israel.
“Ini merupakan pelanggaran gencatan senjata yang mencolok lainnya,” katanya.
Kesepakatan gencatan senjata yang dimotori Amerika Serikat mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, namun kini kedua pihak saling menuding telah melanggarnya.
Baca Juga: Heboh Warga Israel Punya KTP Cianjur, Ditjen Dukcapil Klarifikasi Fakta Sebenarnya
Hamas Bantah dan Tuding Israel Cari Alasan
Dalam pernyataan terpisah, Hamas menegaskan tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata, dan menuduh Israel berusaha mencari dalih untuk melanjutkan agresi militer.
“Netanyahu sedang mencari alasan untuk mengingkari kewajiban Israel dalam kesepakatan damai,” tegas juru bicara Hamas.
Hamas juga menyebut Israel tidak memenuhi komitmennya untuk menarik pasukan dan menghentikan serangan udara di Gaza, sebagaimana disepakati dalam perjanjian.



