TajukPolitik – Menghadiri acara Haul ke-12 KH Zainuddin MZ, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenang sosok pendakwah dengan julukan Dai Sejuta Umat itu sebagai seorang teladan dalam kehidupan.
Acara tersebut digelar di Masjid Zainuddin MZ Fajrul Islam, Jalan Gandaria I, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/2) malam.
AHY mengaku masih mengingat sejumlah pesan yang disampaikan Zainuddin semasa hidupnya.
“Saya teringat kata-kata beliau, dengan ilmu, hidup lebih mudah. Dengan seni, hidup lebih indah, dan dengan agama, hidup lebih terarah. Itu kata-kata beliau yang saya ingat sampai sekarang,” ujar AHY.
AHY juga menyampaikan, masih mengingat Zainuddin MZ semasa hidup memiliki kekhasan tersendiri, saat melakukan dakwahnya.
Almarhum Zainuddin MZ tokoh kita dari sejuta umat yang suaranya dan gayanya masih benar-benar melekat dalam ingatan pikiran dan hati kita semua,” ujarnya.
Dengan mengenang almarhum Zainuddin MZ, AHY berharap tali silaturahim antar umat beragama semakin kuat.
“Beliau juga yang mengingatkan kita bahwa Islam adalah agama yang terus menghadirkan kemuliaan sampai akhir zaman. Kita bisa hidup damai, tentram, aman rukun di negeri yang begitu besar ini,” katanya.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kemudian mengajak semua pihak untuk senantiasa memperkuat tali silaturahmi. Menurutnya, Zainuddin MZ juga mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang terus menghadirkan kemuliaan sampai akhir zaman.
“Kita bisa hidup damai, tentram, aman rukun di negeri yg bgtu besar ini. Indonesia 270 juta orang dari Sabang sampai Merauke yang begitu beragam. Tapi Insya allah, Islam yang rahmatan lil’alamin yang akan menaungi kita semua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin baik ke depan,” ujarnya.
AHY pun berharap agar kehidupan masyarakat Indonesia semakin sejahtera. Ia pun berharap ada peluang yang baik bagi dirinya untuk membenahi Indonesia di hari mendatang.
“Kita tahu akhir-akhir ini kita juga menghadapi banyak permasalahan di Indonesia, masalah ekonomi, kesejahteraan, meningkatnya pengangguran, harga-harga mahal, dan juga berbagai persoalan hukum keadilan, termasuk demokrasi dan kebebasan berpendapat,” tuturnya.
“Karena kalau bukan kita siapa lagi. Indonesia punya milik kita semua, bukan hanya milik elite tapi ini milik rakyat Indonesia,” kata dia melanjutkan