TajukNasional Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya perbaikan komunikasi pemerintah kepada publik dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (24/3).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa perbaikan komunikasi ini bertujuan agar informasi yang sampai ke masyarakat dapat tersampaikan dengan baik, sekaligus mencegah timbulnya kesalahpahaman.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan bahwa pemerintah sangat terbuka terhadap kritik.
Namun, ia menegaskan bahwa penyampaian narasi yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari asumsi-asumsi negatif yang tidak terkendali.
“Pemerintah tidak antikritik, tetapi narasi yang baik juga harus dibangun,” ujar Sudaryono.
Ia mengungkapkan bahwa dalam konteks pertanian, dirinya berkomitmen untuk terus memperbaiki cara penyampaian informasi yang akurat dan positif kepada masyarakat.
Namun, Sudaryono juga mengakui bahwa ada kalanya pejabat publik memberikan pernyataan yang kontraproduktif.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk terus memperbaiki cara berkomunikasi agar informasi yang tidak akurat dapat segera diluruskan.
“Kami harus menjawab semua tuduhan dan kritik yang beredar, karena jika tidak diluruskan, bisa dianggap sebagai kebenaran,” tambahnya.
Perbaikan komunikasi publik ini menjadi penting setelah insiden kontroversial yang melibatkan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait tanggapannya terhadap teror kepala babi yang diterima oleh kantor redaksi Tempo.
Pernyataan Hasan yang menyarankan untuk memasak kepala babi dinilai tidak mencerminkan empati dan merendahkan kebebasan pers. Koalisi Masyarakat Sipil pun mendesak agar Presiden meninjau kembali posisi Hasan Nasbi terkait insiden tersebut.
Kasus ini menyoroti perlunya sikap yang lebih hati-hati dan profesional dalam menyikapi kejadian-kejadian sensitif yang berpotensi mengganggu hubungan antara pemerintah dan media.