TajukNasional The Yudhoyono Institute menggelar diskusi panel bertajuk “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global” di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, pada Minggu (13/4).
Acara ini dihadiri oleh berbagai pakar dan tokoh nasional, dan dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam sambutannya, AHY menekankan pentingnya kesadaran kolektif atas perubahan dunia yang cepat akibat meningkatnya tensi geopolitik dan ekonomi global, termasuk perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Di tengah situasi ini, The Yudhoyono Institute hadir untuk memberikan wake up call. Saat kekuatan besar bertarung untuk dominasi, Indonesia harus bekerja keras mempertahankan kedaulatannya dan memperjuangkan masa depan yang gemilang,” ujar AHY.
AHY memaparkan empat pandangan strategis yang ditawarkan The Yudhoyono Institute. Pertama, penguatan struktur ekonomi domestik untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga di tengah tekanan ekspor.
Kedua, memanfaatkan krisis global sebagai peluang untuk mempercepat transformasi ekonomi, hilirisasi, digitalisasi, dan transisi energi hijau.
Pandangan ketiga adalah diversifikasi pasar dan kemitraan strategis. AHY mendorong perluasan kerja sama dengan negara-negara di Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.
Terakhir, ia menekankan pentingnya memperkuat solidaritas ASEAN agar tidak terpecah oleh kepentingan individu negara anggota.
“ASEAN harus bersuara satu dalam membela perdagangan yang adil dan terbuka. Forum seperti RCEP dan ASEAN Plus harus dimaksimalkan,” tegas AHY.
Diskusi ini diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam merumuskan langkah strategis Indonesia menghadapi ketidakpastian global.