TAJUKNASIONAL.COM – Nama Puteri Komarudin semakin santer disebut sebagai kandidat kuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Dito Ariotedjo yang diberhentikan Presiden Prabowo Subianto dalam reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025).
Hingga kini, posisi Menpora masih kosong, dan sejumlah nama masuk dalam bursa calon, namun Puteri disebut-sebut sebagai yang paling berpeluang.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa Puteri merupakan putri dari seorang politikus senior yang memiliki pengaruh besar di panggung politik nasional, yaitu Ade Komarudin, atau yang akrab disapa Akom.
Ade Komarudin, Sang “Koboy Senayan”
Ade Komarudin bukanlah sosok baru di dunia politik Indonesia.
Baca juga: Siapa Puteri Komarudin? Kader Golkar yang Disebut Jadi Menpora Baru
Ia dikenal sebagai politikus ulung dari Partai Golkar yang telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama lima periode berturut-turut, mulai dari 1997 hingga 2019.
Nama Ade Komarudin sudah melekat dalam sejarah politik Indonesia.
Ia dikenal sebagai politikus yang vokal, lihai, namun tetap santun dalam setiap langkah politiknya.
Karier politik Akom mencuat ketika ia menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) Bulog dan Brunei pada 1999–2001.
Pada saat itu, ia dengan lantang menyuarakan dugaan keterlibatan korupsi di lingkaran pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Sikap vokalnya, bersama sejumlah anggota DPR lainnya, berujung pada lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan.
Dari situlah, Akom mendapat julukan “Koboy Senayan” karena keberaniannya dalam bersuara di parlemen.
Ade Komarudin lahir di Purwakarta, Jawa Barat, pada 20 Mei 1965.
Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Purwakarta, kemudian hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Tak berhenti di situ, Akom meraih gelar Magister Hukum (S2) dari Universitas Padjadjaran pada 2006 dan melanjutkan hingga program doktoral (S3) di kampus yang sama.
Baca juga: Melihat Pengalaman Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani
Sejak masa sekolah, ia sudah menunjukkan jiwa kepemimpinan.
Ia tercatat sebagai Ketua OSIS SMAN II Purwakarta dan aktif di organisasi kemahasiswaan saat kuliah, khususnya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di mana ia menjadi pengurus dari tingkat cabang hingga pusat.
Karier politiknya dimulai pada usia 32 tahun ketika ia berhasil lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar pada 1997.
Karier Akom mencapai puncaknya ketika ia ditunjuk menjadi Ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri akibat tersandung kasus “Papa Minta Saham” pada 2016.
Dalam posisinya itu, ia memimpin parlemen di tengah gejolak politik nasional yang penuh tantangan.
Selain di DPR, Ade juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) dan Wakil Ketua DPP Partai Golkar.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI