TAJUKNASIONAL.COM – Sebuah pencapaian revolusioner dalam bidang teknologi dan medis berhasil dicapai oleh Neuralink, perusahaan milik Elon Musk yang mengembangkan chip otak canggih.
Seorang wanita bernama Audrey Crews, yang telah mengalami kelumpuhan total selama dua dekade, kini mampu menggunakan komputer hanya dengan kekuatan pikirannya.
Audrey berasal dari Louisiana, Amerika Serikat. Ia mengalami kelumpuhan total sejak usia 16 tahun setelah mengalami kecelakaan mobil parah yang merusak tulang belakang bagian lehernya.
Sejak saat itu, ia tak mampu menggerakkan maupun merasakan anggota tubuhnya. Namun berkat implan seukuran seperempat koin yang ditanam di area korteks motorik oleh tim Neuralink, Audrey kini menikmati kembali secercah kemandirian.
“Aku mencoba menulis namaku untuk pertama kali sejak 2005. Masih latihan,” tulis Audrey dalam unggahan di platform X. Dalam video yang ia bagikan, tampak dirinya menulis nama ‘Audrey’ menggunakan pena digital berwarna ungu, ia menulis sepenuhnya hanya dengan pikiran.
Dengan keberhasilan ini, Audrey menjadi wanita pertama di dunia yang mampu mengoperasikan komputer menggunakan antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI).
Ia kini bisa menggambar, menulis, mengendalikan kursor, bahkan mengetik hanya melalui sinyal otaknya.
“Bayangkan jari telunjukmu adalah klik kiri, dan pergerakan kursor seperti gerakan pergelangan tangan, tanpa benar-benar menggerakkannya. Hari-hariku sekarang seperti pakai telepati,” ujar Audrey menjelaskan bagaimana teknologi ini bekerja dari sudut pandangnya.
Implan Neuralink ini bekerja melalui 128 benang super tipis yang ditanam langsung ke korteks motorik, bagian otak yang mengatur pergerakan tubuh.
Benang-benang tersebut membawa lebih dari 1.000 elektroda yang membaca sinyal listrik dari neuron ketika seseorang membayangkan suatu gerakan. Sinyal tersebut kemudian dikirim ke komputer atau ponsel melalui koneksi Bluetooth dan diubah menjadi perintah digital.
Baca juga : Mengenal Deepfake, Teknologi AI yang Bisa Membawa Penggunanya ke Penjara