TAJUKNASIONAL.COM – Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat, salah satunya adalah deepfake—sebuah metode yang memungkinkan pemalsuan tampilan visual dalam foto maupun video.
Meski canggih, teknologi ini menimbulkan kekhawatiran karena sering disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan.
Menurut buku Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence karya Arief Wibowo, Yehu Wangsajaya, dan Asep Surahmat (2023:25), deepfake merupakan teknik manipulasi digital menggunakan algoritma machine learning yang mampu menghasilkan media palsu, seperti gambar, suara, dan video, yang sangat menyerupai aslinya.
Awalnya, deepfake dikembangkan untuk keperluan industri hiburan dan penelitian. Namun, kini teknologi ini menjadi alat penyebaran disinformasi yang berbahaya.
Baca juga: BRIN Resmikan Empat Kawasan Sains dan Teknologi Nasional
Dengan memanfaatkan data visual dan audio dalam jumlah besar, algoritma AI mempelajari pola wajah dan suara seseorang, lalu menciptakan versi tiruannya yang sangat realistis.