TAJUKNASIONAL.COM Wali kota New York, Zohran Mamdani, mengambil langkah tegas dengan menyerukan boikot terhadap jaringan kopi global Starbucks.
Seruan itu disampaikan sebagai bentuk solidaritas terhadap ribuan buruh Starbucks yang sedang menggelar aksi mogok nasional atas dugaan praktik perburuhan tidak adil yang dilakukan perusahaan.
Melalui pernyataan publik di platform X pada Kamis (13/11), Mamdani menyampaikan dukungannya secara terbuka kepada para barista yang sedang berjuang memperbaiki kondisi kerja dan menuntut kontrak yang lebih adil.
“Para pekerja Starbucks di seluruh negeri sedang melakukan aksi mogok kerja praktik perburuhan yang tidak adil, memperjuangkan kontrak yang adil,” tulisnya.
Ia menambahkan bahwa selama aksi mogok berlangsung, dirinya tidak akan membeli produk apa pun dari Starbucks.
Baca Juga: Diaspora Indonesia Sambut Hangat Presiden Prabowo di New York
“Saya mengajak Anda untuk bergabung dengan kami,” tegas politisi progresif yang dikenal sebagai pendukung kuat gerakan buruh tersebut.
Gelombang Mogok Nasional: 1.000 Buruh di 65 Gerai Mulai Beraksi
Aksi mogok tercatat melibatkan sekitar 1.000 pekerja di 65 gerai Starbucks di seluruh Amerika Serikat.
Pemogokan kali ini juga bertepatan dengan “Red Cup Day”, momen tahunan ketika Starbucks menawarkan gelas edisi Natal gratis yang bisa digunakan kembali—hari yang biasanya menjadi salah satu titik penjualan tertinggi sepanjang tahun.
Menurut laporan serikat pekerja, pemogokan berpotensi meluas hingga mencapai lebih dari 500 gerai jika negosiasi tidak dilanjutkan oleh manajemen.
Starbucks sendiri memiliki 16.864 gerai di seluruh Amerika Serikat, menjadikannya salah satu jaringan ritel terbesar di dunia.
Aksi protes ini terjadi di tengah proses negosiasi kontrak buruh yang berjalan lambat serta pengumuman perusahaan mengenai restrukturisasi bisnis yang menyebabkan penutupan lebih dari 600 toko di AS.
Langkah restrukturisasi tersebut meningkatkan kekhawatiran pekerja atas kondisi kerja, keamanan pekerjaan, dan transparansi kebijakan perusahaan.
Baca Juga: Diaspora Indonesia Sambut Hangat Presiden Prabowo di New York
Tanggapan Resmi Starbucks: Mayoritas Toko Tetap Buka
Meski gelombang mogok meluas, juru bicara Starbucks menegaskan bahwa dampaknya tidak signifikan. Menurutnya, toko yang berserikat hanya mewakili sekitar 9.500 barista, atau 4 persen dari total tenaga kerja ritel perusahaan di AS.



