Seorang mahasiswa mengaku terkena gas air mata di depan kampusnya dan menilai keputusan DPR membeli mobil mewah sangat tidak pantas di tengah penderitaan rakyat.
Data Persatuan Antar-Parlemen menunjukkan gaji pokok anggota DPR Timor-Leste pada 2023 mencapai USD36.000 per tahun, atau lebih dari sepuluh kali lipat rata-rata pendapatan masyarakat yang hanya sekitar USD3.000.
Baca Juga: Warga Eks Timor-Timur Bersyukur Terima Sertipikat TORA dari Menteri ATR/BPN AHY
Ketimpangan inilah yang memicu amarah publik, terlebih ketika anggota DPR sudah difasilitasi kendaraan dinas namun masih menginginkan mobil baru.
Isu pengadaan mobil mewah sejatinya bukan hal baru di Timor-Leste. Protes serupa pernah terjadi pada 2008 ketika pemerintah berencana mengalokasikan dana USD1 juta untuk pembelian mobil DPR.
Bedanya, kali ini demonstrasi berlangsung lebih masif karena dipicu rasa frustasi mendalam atas masalah ketimpangan, pengangguran, serta buruknya akses pendidikan, air bersih, dan sanitasi.
Tokoh mahasiswa, Cezario Cesar, menegaskan bahwa kemarahan publik tidak semata soal mobil, melainkan juga praktik kebijakan yang terus menguntungkan elit politik.
Ia menilai rencana membeli SUV Toyota Prado bagi 65 anggota DPR jelas tidak adil, apalagi kendaraan lama mereka masih layak pakai.
“Masyarakat bosan, mereka ingin keadilan,” ujarnya.
Kendati DPR sudah membatalkan rencana tersebut secara bulat, banyak demonstran tetap skeptis.
Beberapa bahkan menyebut ada kabar bahwa mobil-mobil itu sudah dalam perjalanan.
“Kami ingin memastikan pajak kami tidak dipakai untuk hal yang salah,” kata Trinito Gaio, salah seorang demonstran berusia 42 tahun.